Mahasiswa UI Ciptakan Inovasi Slang Pengisi Lambung
Berawal dari Kesalahan Pemasangan yang Nyasar ke Paru-Paru
Inovasi dari negeri jiran tersebut, sejenis bahan magnetik dipasang di mulut slang yang dimasukkan ke lambung. Setelah melewati faring, dilakukan pemindaian sinyal magnetik dengan bantuan alat eksternal. Dengan indikator tertentu, bisa diketahui slang NG Tube itu masuk saluran pernapasan atau pencernaan.
Tapi, kata Sigit, alat dari Singapura itu tidak cocok diterapkan di Indonesia yang unit layanan kesehatannya tersebar hingga desa-desa. Bagi dia, inti dari inovasinya adalah menghadirkan peralatan medis yang berdaya guna tinggi, tetapi tidak terlalu mahal harganya. Untuk membuat prototipe inovasinya itu, misalnya, Sigit hanya mengeluarkan biaya tidak sampai Rp 100 ribu.
Karena itu, jika pengurusan hak paten atas inovasinya tersebut keluar, Sigit berharap, ada perusahaan alat kesehatan yang bersedia memproduksi masal. Selain untuk mencegah terjadinya kesalahan pemasangan slang NG Tube, juga bisa menjadi sumber devisa bangsa jika sampai diekspor. (*/c9/c10/ari)
Sigit Mohammad Nuzul dan Adeline Sthevany telah menjadi oase dengan karya inovasi Safety Nasogastric Tube. Alat itu menjaga keselamatan pasien dalam
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Dulu Penerjemah Bahasa, kini Jadi Pengusaha Berkat PTFI
- Mengintip Pasar Apung di KCBN Muaro Jambi, Perempuan Pelaku Utama, Mayoritas Sarjana
- Tony Wenas, Antara Misi di Freeport dan Jiwa Rock
- Hujan & Petir Tak Patahkan Semangat Polri Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Wilayah Terluar Dumai
- Tentang Nusakambangan, Pulau yang Diusulkan Ganjar Jadi Pembuangan Koruptor
- Pesantren Ala Kadarnya di Pulau Sebatik, Asa Santri di Perbatasan Negeri