Makar! Makar!

Makar! Makar!
Monumen Makar Pieter Eberfeld di Kampung Pecah Kulit. Monumen bersejarah yang kini menghuni Museum Prasasti Jakarta. Foto: Badan Perpustakaan dan Arsip DKI Jakarta.

Rekayasa Penguasa

Beberapa tahun setelah eksekusi itu, sebagaimana dikisahkan Alwi Shahab, peristiwa sebenarnya dari kasus ini terbongkar. 

Erberfeld beserta para pengikutnya yang dituduh makar; berencana membuat kekacauan dan membunuh semua orang Belanda yang ada di Batavia, ternyata korban, "rekayasa Gubernur Jenderal Zwaardecroon.” 

Menurut Abah Alwi—demikian sejarawan Jakarta itu karib disapa, kasus sebenarnya hanyalah soal sengketa tanah. Gubernur Jenderal selaku orang nomor satu di Hindia Belanda ingin membeli tanah Pieter, di daerah Jacatraweg dengan harga murah.

Tanah itu daerah elit tempo doeloe. Kini berada di sebelah Timur stasiun Jakarta Kota--sekarang Jalan Pangeran Jayakarta.

Monumen Makar

Namun apa lacur, semua telah berlalu. Erberfeld orang kaya belasteran Jerman-Jawa beserta para pengikutnya telah dieksekusi. 

Bahkan, pemerintah Hindia Belanda membangun monumen untuk mengenang peristiwa itu; sebuah tugu setinggi dua meter. Di puncaknya tertancap sebuah tengkorak pada sebatang tombak. 

BUKAN di musim yang ini saja, “makar” pernah menjadi topik hangat di Batavia—Jakarta tempo doeloe.  Menjelang Tahun Baru 1722,

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News