Makelar Perdamaian ala Prabowo

Oleh Dhimam Abror Djuraid

Makelar Perdamaian ala Prabowo
Prabowo Subianto. Foto: Ricardo/JPNN

Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy menyatakan pihaknya tidak butuh makelar perdamaian karena bisa berkomunikasi langsung dengan pihak Rusia. Di sisi lain, Presiden Rusia Vladimir Putin malah menguliahi Indonesia supaya tidak mengajari cara berdamai dengan Ukraina.

Rupanya Prabowo ingin memanfaatkan posisi Indonesia sebagai ketua Asosiasi Negara-Negara Asia Tenggara (ASEAN)  untuk menjadi mediator damai. Namun, upaya itu gagal, bahkan malah menjadi bumerang yang mempermalukan reputasi Indonesia di dunia internasional.

Di forum itu pula Prabowo terpantik emosinya dan memberi reaksi dengan nada tinggi. Prabowo mengatakan bahwa Indonesia sudah pernah merasakan menjadi korban invasi yang dirasakan oleh Ukraina.

Oleh karena itu, Indonesia berusaha mengajukan proposal damai berdasarkan pengalaman yang pernah dirasakan oleh Indonesia.

Proposal itu sebenarnya berisi hal-hal yang bersifat standar dalam upaya perdamaian di seluruh penjuru dunia. Kedua negara yang berkonflik diminta menghentikan peperangan, kemudian mengadakan gencatan senjata pada posisi sekarang.

Selanjutnya pasukan PBB didatangkan untuk menjaga perdamaian. Adapun untuk perdamaian jangka panjang diusulkan sebuah referendum.

Indonesia punya pengalaman konflik semacam itu, meskipun tidak sepenuhnya sama. Pada 1969, Indonesia terlibat dalam konflik wilayah dengan Belanda untuk memperebutkan wilayah Irian Barat.

Pola perdamaian standar itu ditetapkan dan referendum diadakan. Indonesia memenangkan referendum itu.

Konflik Rusia-Ukraina superpelik, tetapi proposal Prabowo terlalu sederhana. Maunya menjadi pendamai dunia, tetapi akhirnya harus menahan malu.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News