Makelar Perdamaian ala Prabowo
Oleh Dhimam Abror Djuraid

Rusia tetap ingin mengontrol negara-negara bekas jajahannya itu dan tidak menghendaki mereka berpihak kepada Eropa dan Amerika.
Inilah problem pelik yang mirip benang ruwet. NATO dianggap melakukan cawe-cawe terhadap urusan dalam negeri Ukraina yang mengancam Rusia.
Pada 2014, Amerika dituduh berada di balik pendongkelan Viktor Yanukovich dari jabatan Presiden Ukraina. Pada 2019, Zelenskyy yang pro-Barat memegang tampuk kepresidenan Ukraina.
Zelenskyy kemudian bersikeras membawa Ukraina menjadi anggota NATO supaya bisa mendapatkan pengamanan langsung dari ancaman Rusia. Tentu saja Rusia tidak akan membiarkan hal ini terjadi.
Maka, Rusia pun menginvasi Ukraina untuk menghentikan ancaman keamanan yang berada tepat di pintu belakang rumahnya.
Konflik Rusia-Ukraina sangat pelik karena melibatkan persaingan global antara Rusia—sebagai ahli waris Uni Soviet—melawan Amerika yang merasa sebagai penguasa tunggal dunia.
Amerika tidak berani melakukan perang terbuka melawan Rusia yang masih punya 6.000 hulu ledak nuklir aktif. Perang terbuka Amerika vs Rusia akan berpotensi menjadi perang dunia ketiga.
Konflik Rusia-Ukraina superpelik, tetapi proposal Prabowo terlalu sederhana. Maunya menjadi pendamai dunia, tetapi akhirnya harus menahan malu.(***)
Konflik Rusia-Ukraina superpelik, tetapi proposal Prabowo terlalu sederhana. Maunya menjadi pendamai dunia, tetapi akhirnya harus menahan malu.
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Dunia Hari Ini: Amerika Serikat Sepakat untuk Membangun Kembali Ukraina
- Idrus Marham: Pembangunan Berjalan Sukses, Rakyat Ingin Prabowo Kembali Jabat Presiden RI
- Hadiah Prabowo Subianto Untuk Para Buruh Pada Momen May Day 2025
- May Day, Prabowo Berikan 2 Hadiah Spesial untuk Buruh
- Lihatlah Aksi Presiden Prabowo Melepas Kemeja di Depan Buruh
- Prabowo Akan Hadir dan Beri Sambutan saat Perayaan Hari Buruh di Monas