Makin Banyak Perempuan Indonesia Jadi Korban KDRT di Australia

Dia mengatakan tindak kekerasan yang dialaminya terjadi secara bertahap dan dimulai ketika dia sedang hamil.
"Dia menikahi saya untuk memanfaatkan saya secara seksual untuk kepentingan dirinya. Ketika saya tidak mau meladeninya, tindak kekerasan akan meningkat," kata Gabrielle.
"Keadaan begitu buruk sehingga saya merasa waktu itu kalau saya tidak lari, dia akan membunuh saya, atau saya akan bunuh diri bersama anak saya."
Gabrielle juga merasa bahwa dia tidak pernah merasa diterima oleh keluarga suaminya dan mendapat perlakuan buruk karena latar belakang etnisnya.
"Mereka memperlakukan saya seperti barang hanya karena saya berkulit hitam," katanya.
"Ini tidak kelihatan. Mereka orang yang sangat rasis."
Karena tinggal begitu jauh dari keluarga asalnya, Gabrielle mengatakan keterpencilannya membuat keadaan lebih buruk.
"Setelah tiga tahun baru saya memberitahu keluarga karena saya tidak mau bapak saya mengatakan, 'kan sudah saya peringati sebelumnya," katanya.
Ditendang, dipukul, bahkan ditusuk dengan pisau merupakan sebagian dari tindak kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) yang dialami sejumlah perempuan di Australia, yang dilakukan suami mereka
- Apa Arti Kemenangan Partai Buruh di Pemilu Australia Bagi Diaspora Indonesia?
- Dunia Hari Ini: Presiden Prabowo Ucapkan Selamat Atas Terpilihnya Lagi Anthony Albanese
- Partai Buruh Menang Pemilu Australia, Anthony Albanese Tetap Jadi PM
- Korea Selatan dan Australia Ramaikan Semarang Night Carnival 2025
- Nutriflakes Ajak Perempuan Aktif Bergerak dan Bebas GERD
- Paula Verhoeven Buat Aduan Dugaan KDRT, Pihak Baim Wong Merespons Begini