Makin Moncer, Industri Kosmetik Tembus Pasar Ekspor & Dukung Blue Economy

Makin Moncer, Industri Kosmetik Tembus Pasar Ekspor & Dukung Blue Economy
Menko Perekonomian Airlangga saat melakukan kunjungan ke pabrik PT Pillars Cosmetiklon Indonesia di Tangerang, Banten, Sabtu (3/2). Foto: dok Kemenko Perekonomian

jpnn.com, JAKARTA - Tren penggunaan produk lokal juga menjadi indikasi meningkatnya kualitas produk yang mampu bersaing dengan berbagai brand dari luar negeri.

Salah satu tren saat ini adalah kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga penampilan dan kesehatan kulit.

Hal itu memantik industri kecantikan nasional makin berkembang dengan melahirkan banyak brand lokal.

Pertumbuhan fenomenal industri kosmetik di Indonesia ditandai dengan pertumbuhan jumlah industri kosmetik di Indonesia yang mencapai 21,9 persen, yakni dari 913 perusahaan di 2022 menjadi 1.010 perusahaan pada pertengahan 2023. 

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan industri kosmetik nasional juga mampu menembus pasar ekspor di mana secara kumulatif untuk periode Januari-November 2023 nilai ekspor untuk produk kosmetik, wewangian, dan essential oils tercatat mencapai USD 770,8 juta.

Hal itu diungkapkan Airlangga saat melakukan kunjungan ke pabrik PT Pillars Cosmetiklon Indonesia di Tangerang, Banten, Sabtu (3/2).

"Komposisi 95 persen industri kosmetik lokal merupakan industri kecil dan menengah, tercatat mampu menyerap tenaga kerja sekitar 59.886 orang pada 2022," ucap Airlangga.

Menurutnya, dari berbagai produk yang dihasilkan oleh perusahaan kosmetik di Indonesia, segmen pasar terbesar didominasi segmen perawatan diri (personal care) dengan volume pasar sebesar USD 3,18 miliar pada 2022, disusul skincare sebesar USD 2,05 miliar, kosmetik USD 1,61 miliar, dan wewangian USD 39 juta.

Salah satu tren saat ini adalah kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga penampilan dan kesehatan kulit.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News