Makin Panas! AS Bekukan Semua Aset Korut

Makin Panas! AS Bekukan Semua Aset Korut
Barack Obama. Foto: AFP

jpnn.com - WASHINGTON - Ketegangan hubungan Amerika Serikat dan Korea Utara memasuki babak baru. Panas, mulai Kamis (17/3) kemarin, Negeri Paman Sam membekukan seluruh properti milik Korea Utara (Korut) di seluruh wilayah AS. 

Ini menyusul, kembali jatuhnya sanksi yang langsung diambil oleh Presiden Barack Obama, Rabu (16/3). Ya, Obama menggunakan hak eksekutifnya menandantangani dokumen yang menyebut uji nuklir dan peluncuran satelit Korut sebagai aktivitas ilegal serta menyalahi aturan.

AS melarang ekspor dan segala bentuk investasi di negara komunis tersebut. Lebih dari itu, Washington menargetkan semua individu atau perusahaan yang bekerja sama dengan Korut, dan mencatatkan nama mereka dalam daftar hitam alias blacklist AS.

Kali ini Washington tidak hanya menarget individu atau perusahaan AS, melainkan seluruh individu serta perusahaan dari negara mana pun yang bekerja sama dengan Korut. "AS dan masyarakat global tidak akan pernah bisa menoleransi aktivitas ilegal Korut berupa uji nuklir dan uji balistik. Karena itu, kami akan terus menerapkan sanksi sebagai harga yang harus Korut bayar,’’ tegas Jubir Gedung Putih Josh Earnest.

Uji coba nuklir Korut pada 6 Januari lalu langsung disusul peluncuran satelit ke luar angkasa pada 7 Februari lalu. Dua aktivitas yang menuai perhatian dunia tersebut jelas-jelas melanggar resolusi Dewan Keamanan (DK) PBB. Setelah itu, DK PBB pun kembali menjatuhkan sanksi baru yang lebih tegas kepada Korut. DK PBB mempersilakan seluruh negara anggota PBB menginspeksi kargo dari dan menuju Korut. 

Berbeda dengan sanksi DK PBB, Obama menegaskan, sanksi terbaru AS itu hanya menarget pemerintahan Kim Jong-un. ’’Rakyat Korut tidak bisa disalahkan. Yang salah adalah pemimpinnya,’’ tandas pemimpin 54 tahun tersebut. 

Larangan ekspor dan investasi yang ditetapkan Obama menjadi sanksi pertama AS terhadap Korut yang berbau bisnis. Selain Korut, AS pernah menjatuhkan sanksi ekonomi terhadap Iran dan Myanmar. (afp/reuters/bbc/hep/c5/ami/adk/jpnn)



Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News