Malaysia Buru 21 Ribu Warga Asing Pelanggar Imigrasi, Termasuk WNI

Malaysia Buru 21 Ribu Warga Asing Pelanggar Imigrasi, Termasuk WNI
Ratusan WNI dipulangkan dari Imigrasi Malaysia ke Jakarta, Surabaya, dan Medan. Foto: Antara

jpnn.com, KUALA LUMPUR - Departemen Imigrasi Malaysia (JIM) mendeteksi 21.378 orang warga negara asing (WNA) yang diduga memiliki Kartu Kunjungan Kerja Sementara (PLKS) palsu yang dikeluarkan oleh sindikat yang meretas database departemen tersebut.

"Orang asing yang memegang kartu pas palsu itu diduga terlibat di sektor manufaktur, perkebunan, dan jasa. Mereka dari Bangladesh, Indonesia dan Pakistan," kata Direktur Jenderal Imigrasi Datuk Khairul Dzaimee Daud dalam konferensi pers Op Hacks di Komisi Anti Korupsi Malaysia (MACC) Kuala Lumpur, Rabu (7/4).

Khairul Dzaimee mengatakan pihaknya kini tengah memburu seluruh WNA dalam operasi yang terus dilakukan sejak tahun lalu.

"Penangkapan telah dilakukan dari waktu ke waktu tetapi belum ada informasi berapa banyak orang yang ditahan dalam operasi tersebut. Orang asing yang terlibat akan dideportasi dari Malaysia setelah melalui proses hukum dan juga akan masuk daftar hitam," katanya.

Khairul Dzaimee menginformasikan bahwa sebagai langkah solusi jangka panjang pemerintah telah menyetujui pembangunan sistem baru yang akan menggantikan sistem MyIMMs.

Dia mengatakan sistem baru yang dikenal dengan Sistem Keimigrasian Terpadu Nasional (NIIse) ini dilengkapi dengan fitur keamanan data dan manajemen analisis data Keimigrasian sehingga sistem penyampaian layanan dapat dilaksanakan dengan lebih cepat, efisien dan terkendali.

Sebelumnya media memberitakan telah menangkap lima orang sindikat produksi PLKS palsu termasuk satu orang bergelar datuk.

Operasi MACC bekerja sama dengan Imigrasi mampu membongkar aktivitas sindikat yang menyebabkan bocornya pendapatan ratusan juta ringgit ke pemerintah yang seharusnya didapat dari retribusi tenaga kerja asing.

Khairul Dzaimee mengatakan pihaknya kini tengah memburu seluruh WN Asing dalam operasi yang terus dilakukan sejak tahun lalu.

Sumber Antara

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News