Malaysia Mengutuk Aksi Junta Myanmar, Kata-katanya Keras

Malaysia Mengutuk Aksi Junta Myanmar, Kata-katanya Keras
Arsip - Menteri Luar Negeri Malaysia Saifuddin Abdullah berbicara saat konferensi pers pada akhir pertemuan dengan Menteri Luar Negeri China Wang Yi di Beijing, China, 12 September 2019. Foto: ANTARA/Andrea Verdelli/Pool via Reuters/as

Baik Saifuddin maupun Noeleen menyayangkan keadaan bahwa sejauh ini belum ada kemajuan nyata dalam implementasi Konsensus Lima Poin.

Karena itu, Malaysia sangat mendukung ide-ide yang diungkapkan oleh Noeleen bahwa harus ada kerangka kerja yang tepat untuk implementasinya.

Malaysia akan menyampaikan beberapa gagasan tentang kerangka kerja selama pertemuan para menlu ASEAN di Phnom Penh, untuk memastikan implementasi konsensus terus berjalan hingga mencapai tahap akhir dengan keterlibatan semua pemangku kepentingan.

Saifuddin mengatakan Malaysia telah memutuskan bahwa Myanmar tidak boleh mengirim perwakilan politik ke pertemuan internasional tingkat menteri mana pun.

“Sebelumnya, sikap Malaysia adalah agar Myanmar tidak diundang untuk mengirim perwakilan politik ke semua KTT ASEAN karena kami tidak melihat kemajuan yang jelas dari konsensus,” kata dia.

Dia mengatakan keputusan itu dibuat dalam rapat kabinet pekan lalu dengan alasan bahwa pemerintah Malaysia serius dalam masalah perwakilan politik oleh Myanmar.

Empat aktivis yang dieksekusi yaitu anggota parlemen Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD) Phyo Zeya Thaw, aktivis terkemuka Kyaw Min Yu yang dikenal luas sebagai 'Ko Jimmy', Aung Thura Zaw, dan Hla Myo Aung didakwa berdasarkan undang-undang anti terorisme.

Hukuman itu merupakan eksekusi yudisial pertama yang diketahui di Myanmar sejak 1988, menurut Amnesty International.

Malaysia memandang eksekusi tersebut sebagai kemunduran bagi upaya ASEAN, termasuk Konsensus Lima Poin untuk mencari solusi damai bagi Myanmar

Sumber Antara

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News