Maleo era BJ Habibie, Mobil Timor ala Tommy, Esemka Digagas Pak Jokowi

Maleo era BJ Habibie, Mobil Timor ala Tommy, Esemka Digagas Pak Jokowi
Mobil Maleo yang digadang-gadang menjadi mobil nasional di era 1994. Foto: GNFI/mobilmotorlama.com

Sedangkan kepemilikan sahamnya, BPIS akan memiliki 30 persen saham perusahaan pembuat mobil nasional "Maleo", sedangkan 70 persen sisanya dimiliki swasta dengan nilai masing-masing unit saham ditawarkan 100 hingga 1.000 dolar AS.

Swasta yang dimaksud adalah perusahaan industri komponen nasional yang memang akan didorong pertumbuhannya melalui program Mobil Nasional (Mobnas), baik itu melalui mobil "Maleo" maupun "Timor" serta untuk ekspor.

BPIS berpendapat bahwa pengembangan mobil nasional itu bisa dilakukan oleh perusahaan swasta, maka akhirnya lembaga nondepartemen ini lebih memusatkan perhatiannya kepada industri yang benar-benar strategis seperti pesawat udara, kereta api, dan senjata.

Di tengah jalan, pihak swasta yaitu PT Timor Putra Nasional muncul dengan mobil Timor. Perusahaan milik Tommy Soeharto itu diberi hak oleh pemerintah untuk memproduksi mobil nasional, bekerja sama dengan pabrik mobil Kia dari Korea Selatan.

PT Timor memperoleh pembebasan bea masuk dan Pajak Pertambahan Nilai Atas Barang Mewah (PpnBM).

Sebagai imbalan atas perlakuan khusus itu, PT Timor milik Tommy Soeharto diwajibkan menggunakan komponen lokal mulai tahun 1996 hingga 1998 secara bertahap dari 20 persen, 40 persen hingga 60 persen.

Kewajiban bagi industri-industri mobil itu untuk menggunakan komponen lokal diharapkan mendorong industri nasional untuk menghasilkan berbagai peralatan yang dibutuhkan industri otomotif.

Prinsip pemerintah lainnya adalah pabrik komponen baru itu memberi prioritas pada komponen yang belum dihasilkan industri dalam negeri

BJ Habibie sudah jauh menggaungkan adanya mobil nasional alias mobnas, yang dinamai Mobil Masyarakat Murah yakni Maleo.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News