Mana Lebih Ampuh, Racun Kalajengking atau Indonesia Bubar?

Mana Lebih Ampuh, Racun Kalajengking atau Indonesia Bubar?
Presiden Jokowi dan Prabowo Subianto. Foto: Miftahulhayat/dok.JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Pengamat politik Idil Akbar mengatakan, pernyataan Joko Widodo (Jokowi) dan Prabowo Subianto maupun tokoh pendukung masing-masing kubu bakal diproduksi secara massal sebagai bagian dari kontradiksi di tahun politik.  Pasalnya, masyarakat cenderung memersepsikan Jokowi dan ketua umum DPP Gerindra itu berada di kubu yang berseberangan dan bakal kembali berhadapan di Pilpres 2019. 

"Sekarang ini kan terjadi dikotomi pendukung Jokowi dan Prabowo. Jadi hal-hal yang disampaikan Jokowi maupun Prabowo akan selalu diproduksi sebagai bagian dari kontradiksi. Ini bukan soal kesalahan ucap dan sebagainya, dalam konteks politik semua akan berakhir dengan perdebatan," ujar Idil kepada JPNN, Jumat (4/5). 

Pengajar di Universitas Padjadjaran (Unpad) Bandung itu lantas mencontohkan pernyataan Presiden Jokowi tentang racun kalajengking yang bisa menjadi barang termahal di dunia, serta pernyataan Prabowo soal prediksi Indonesia bakal bubar pada 2030 mendatang. Dua pernyataan itu sama-sama menimbulkan perdebatan publik. 

"Masing-masing kan memang memiliki kartu truf, dulu Prabowo mengatakan Indonesia berpotensi bubar 2030, itu kan diproduksi dengan kontradiksi. Nah sekarang pernyataan presiden soal kalajengking. Pada akhirnya inilah dinamika tahun politik," ucapnya. 

Karena itu Idil menyarankan kepada Jokowi maupun Prabowo untuk mengkaji setiap ucapan yang akan disampaikan kepada publik. Sebab, sebuah pernyataan bisa menimbulkan kontroversi yang efeknya berpengaruh besar.

"Apalagi petahana, tentu pengaruhnya signifikan. Di siniah pentingnya tim memilah informasi, kemudian menyampaikan kebenaran sehingga yang disampaikan ke publik sesuatu yang bisa dipertanggung jawabkan," pungkas Idil.(gir/jpnn)


Pernyataan Jokowi dan Prabowo Subianto maupun tokoh pendukung masing-masing kubu akan diproduksi secara massal sebagai bagian dari kontradiksi di tahun politik.


Redaktur & Reporter : Ken Girsang

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News