Manusia Telanjang

Oleh Dhimam Abror Djuraid

Manusia Telanjang
Kursi terdakwa di pengadilan. Doto/ilustrasi: arsip JPNN.com

jpnn.com - Manusia-manusia telanjang bukan mereka yang tidak memakai pakaian sama sekali. Bukan pula mereka yang pamer tubuh tanpa pakaian di Instagram untuk mencari follower.

Manusia telanjang adalah manusia yang tidak mendapat perlindungan hukum dan dibiarkan tanpa pertahanan dalam menghadapi kekuasaan.

Filsuf Italia, Giorgio Agamben memperkenalkan manusia telanjang dalam Homo Sacer, Sovereign Power and Bare Life (1998). Dia  menggambarkan ketelanjangan manusia dan ketidakberdayaannya menghadapi hukum kekuasaan.

Baca Juga:

Para korban yang tidak berdaya di depan hukum itu adalah 'homo sacer' manusia-manusia telanjang yang tidak terlindungi dari tekanan kekuatan hukum kekuasaan.

Negara mempunyai kekuasaan 'sovereign power', kekuasaan berdaulat,  sehingga penguasa adalah orang yang bisa membuat keputusan atas dasar eksepsi atau pengecualian. Hukum tidak berlaku sama terhadap semua orang, tetapi berlaku pengecualian eksepsional sesuai keinginan penguasa.

Pada satu saat, kerumunan massa pada masa pandemi terjadi di banyak tempat. Ribuan dan bahkan puluhan ribu orang berjubelan tanpa pelindung masker dan tanpa menjaga jarak.

Baca Juga:

Namun, peristiwa itu tidak membawa konsekuensi hukum. Tidak ada tanggung jawab hukum terhadap pelaku kerumunan itu.

Pada titik yang lain kerumunan yang sama terjadi dan konsekuensinya berbeda. Tuan rumah ditangkap, ditahan, dan terancam dibui dalam masa yang lama.

Rezim demokrasi membentuk kontinuitas dengan rezim totalitarianisme. Suasana kedaruratan harus diciptakan. Konstruksi kedaruratan harus dibangun.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News