Mardiyanto Trauma Lihat Sapi Lari
Selasa, 09 Desember 2008 – 15:37 WIB

Mardiyanto Trauma Lihat Sapi Lari
JAKARTA - Biasanya, dalam acara resmi penyembelihan hewan kurban di sejumlah departemen, sejumlah sapi dan kambing yang akan dipotong dijejerkan di depan tempat duduk pejabat departemen tersebut. Tapi penyembelihan hewan kurban di gedung Depdagri pada Selasa (9/12) pagi tampak beda. Hanya ada satu sapi yang diikat di pohon, beberapa meter di depan tempat duduk Mendagri Mardiyanto. Dalam kesempatan yang sama, Mardiyanto juga menjelaskan bahwa penyembelihan hewan kurban yang dilaksanakan sehari setelah Hari Raya Idul Adha, tetaplah sah menurut ajaran Islam. "Saya sudah tanya ke Departemen Agama, sah-sah saja hewan kurban dipotong sampai dengan tiga hari setelah Hari Raya Idul Adha. Jadi, tak perlu dipolemikkan lagi," ucapnya.
Di punggung sapi itu tertera huruf 'MDN', singkatan dari Menteri Dalam Negeri. Kok hanya satu sapi? Padahal, menurut data dari panitia kurban Tahun 1429 H di lingkungan Depdagri, hewan kurban yang akan dipotong sebanyak 63 ekor sapi dan 160 ekor kambing. Rupanya, tidak semua hewan kurban dipajang di depan acara resmi tersebut.
Baca Juga:
"Secara simbolis, cukup satu saja yang dibawa ke sini. Dulu ada kejadian saat saya kurban di Magelang (AKABRI), ada salah satu sapi yang lari dan baru ketangkap pada jam empat sore. Ini kan malah bisa repot," ujar Mendagri Mardiyanto saat membuka resmi acara penyembelihan hewan kurban.
Baca Juga:
JAKARTA - Biasanya, dalam acara resmi penyembelihan hewan kurban di sejumlah departemen, sejumlah sapi dan kambing yang akan dipotong dijejerkan
BERITA TERKAIT
- Aero Systems Indonesia Diminta Tetap Beroperasi Meski Ditetapkan PKPU Sementara
- Lihatlah Aksi Presiden Prabowo Melepas Kemeja di Depan Buruh
- 9 Tuntutan DPP Konfederasi SARBUMUSI kepada Prabowo-Gibran di Hari Buruh
- Mayday 2025: Ribuan Polisi Tanpa Senjata Mengawal Aksi Buruh di Semarang
- Kementerian BUMN Dorong Penguatan Komunikasi Digital Berbasis AI dan Praktik Lapangan
- Prabowo Cemburu sama Teddy Indra Wijaya, Mbak Puan Tertawa