SBY : Delapan Area Rawan Korupsi
Selasa, 09 Desember 2008 – 15:33 WIB
JAKARTA - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengindentifikasi ada 8 wilayah yang rawan praktek tindak pidana korupsi. Pertama, sumber-sumber pendapatan negara. Presiden minta agar seluruh pendapatan negara bisa masuk ke kas negara. Kedua, pengelolaan Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) dan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD). Kelima, pengadaan barang yang sering di-mark up, yang merugikan keuangan negara yang cukup besar. Keenam, penerimaan pajak dan bea cukai yang sering tidak masuk ke kas negara. Ketujuh, pendaftaran pegawai, baik di instansi pemerintah maupun swasta, termasuk di lingkungan TNI dan Polri.
"Sejak perencanaan sampai dengan penggunaannya tidak boleh ada yang melanggar ketentuan atau dikorupsi," ungkap Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam pidato peringatan Hari Antikorupsi se-Dunia di kawasan Monas, Jakarta, Selasa (9/12).
Baca Juga:
Wilayah rawan korupsi ketiga, lanjut Presiden, adalah hubungan kolusi antara penguasa dengan pengusaha, terutama di bidang dunia usaha. Keempat, bisnis keluarga pejabat negara yang memanfaatkan dana APBN atau APBD. "Siapa pun punya hak untuk berusaha, tapi harus dicegah penyalahgunaan wewenang," ucap Presiden.
Baca Juga:
JAKARTA - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengindentifikasi ada 8 wilayah yang rawan praktek tindak pidana korupsi. Pertama, sumber-sumber pendapatan
BERITA TERKAIT
- Lewat Monitoring KPK, Pj Gubenur Sumsel Soroti Pencegahan Korupsi
- Era Anna Muawanah Bojonegoro Raih Prestasi Terbaik Ketiga Nasional EPPD 2023
- Pentingnya Literasi Keuangan untuk Menghindari Jebakan Pinjol
- Cegah Lobi-Lobi, Tuntaskan Kasus Emas Secepatnya!
- Polda Aceh Memastikan Penerimaan Anggota Polri Transparan
- Prudential Indonesia-Syariah Pertahankan Kepemimpinan di Industri Asuransi Jiwa