Margriet Menangis Saat Hakim Mengejar Warisan Bocah Engeline

Margriet Menangis Saat Hakim Mengejar Warisan Bocah Engeline
Terdakwa pembunuh bocah Engeline Ch Megawe, Margriet Ch Megawe. FOTO: Bali Express/JPNN.com

“Selama saya hidup saya tidak pernah bentak-bentak mami saya, begitu juga adik saya, marah pun kami tahu mami sedang mendidik kami,” paparnya.

Saat disinggung mengenai jenazah Engeline, saksi menangis sesenggukan. Dia lantas mengatakan tidak pernah melihat Engeline sejak Engeline dinyatakan hilang. Yvonne juga mengatakan terdakwa pernah bercerita, ada orang yang mengintip-intip ke dalam rumah. Karena itu, dia masih berkeyakinan bahwa Engeline diculik.

“Saya merasa sedih dan tidak berdaya, sampai saat ini saya tidak pernah melihat jenazah adik saya karena kami tidak pernah diizinkan,” ujar Yvonne sambil menangis. Selama Engeline hilang, kata dia, banyak yang memanfaatkan untuk menguras harta keluarganya dengan meminta tebusan sebesar Rp 150 juta dan Rp 30 juta.

Selain itu, dia mengaku sempat tidak percaya jenazah yang ditemukan tersebut adalah jenazah adik angkatnya.

Sampai akhirnya tes DNA membuktikan jenazah yang ditemukan adalah jenazah Engeline.

“Waktu ditemukan saya waktu itu tetap berharap itu bukan dia (Engeline, red),” paparnya.

Saksi juga mengaku pernah bersitegang dengan terdakwa lantaran terdakwa meminta uang kepada dirinya untuk menutupi kekurangan uang pesta ulang tahun Engeline di sekolah pada 18 Mei 2015 lalu, cicilan motor, dan pelunasan penggadaian emas terdakwa.

Bahkan dia pernah mengirim SMS. Isinya, “Mami kan lebih saying sama harta, nah bawa lah nanti emas mama sampe tua, kan mami milih berantem sama anak demi emas-emas mami itu”.

DENPASAR – Empat saksi dihadirkan JPU Purwanta dkk pada sidang kasus pembunuhan bocah delapan tahun Engeline Ch Megawe di PN Denpasar, kemarin

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News