Maria Butina, Mata-Mata Cantik di Tengah Skandal Pemilu AS

Maria Butina, Mata-Mata Cantik di Tengah Skandal Pemilu AS
Maria Butina, wanita asal Rusia yang diduga melakukan spionase di Amerika Serikat. Foto: Maria Butina/Facebook

Dia begitu getol menjalin relasi dengan orang-orang di sekitar Trump. Salah satunya lewat National Rifles Association (NRA), kumpulan warga sipil pemilik senjata api.

Itulah yang membuat Butina ditangkap akhir pekan lalu. Dia dituduh memata-matai AS demi kepentingan Rusia. Selain lewat NRA dan berinteraksi dengan orang-orang dari Partai Republik, dia juga menuntut ilmu di AS. Sejak 2016, dia tercatat sebagai mahasiswi University of American di Washington DC.

Namun, jaksa pemerintah yakin status itu hanyalah kedok. Dengan menjadi mahasiswi, Butina punya alasan untuk mendekati orang-orang di sekitar Trump. Apalagi, dia cukup tenar di kalangan Republikan karena beberapa kali ikut kongres NRA.

Reputasinya sebagai penggemar senjata api pun tak diragukan lagi. Sebab, dia merupakan salah seorang pendiri organisasi Right to Bear Arms di Rusia.

Organisasi yang lahir pada 2012 itu mengantarkan Butina pada pertemanan elite dengan politikus-politikus AS. Salah satunya Paul Erickson.

Berdasar investigasi yang masih berjalan sampai sekarang, Butina kedapatan beberapa kali mengirimkan surat elektronik (surel) kepada tokoh konservatif yang juga anggota NRA tersebut. Isi surel-surel itu juga beragam. Mulai membahas senjata sampai politik.

Dalam salah satu surelnya, Butina menyatakan bahwa Trump akan memenangkan pilpres AS. Dalam surat bertajuk proyek diplomasi, dia mengibaratkan dirinya sebagai pakar propaganda KGB pada era Perang Dingin.

Klaim itu tidak diabaikan AS. Apalagi, dia juga punya hubungan baik dengan Wakil PM Rusia Dmitry Rogozin yang beberapa kali hadir dalam acara Right to Bear Arms.

Namanya Maria Butina. Cantik. Seksi. Berbahaya. Dia adalah definisi sempurna femme fatale dari Rusia. Senin (16/7)

Sumber Jawa Pos

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News