Marsha Chikita, Putri Ikang Fawzi yang Jadi Animator Film Upin-Ipin
Bawa Tokoh Unyil dan Beri Sentuhan Indonesia
Selasa, 14 September 2010 – 12:21 WIB
Pertemuan tengah malam itu pun akhirnya menyepakti untuk melakukan kampanye ""Damai Yuk"" dengan ikon tokoh kanak-kanak asal Indonesia, si Unyil, dan tokoh kartun asal Malaysia yang sedang happening, si Upin.
""Mengapa Unyil dan Upin? Sebab, keduanya adalah ikon yang polos, disenangi, dan secara kultural dekat dengan budaya masing-masing,"" ucap perempuan kelahiran Jakarta, 28 Januari 1989, itu.
Kampanye damai dinilai merupakan yang terbaik untuk meredakan tensi tinggi yang sedang mendera dua negara. Apalagi, damai lebih berdampak kebaikan dibanding perang.
""Masak sih hari gini masih berpikir perang,"" tutur mahasiswi semester akhir jurusan film animation di Multimedia University (MMU), Putrajaya, Malaysia, tersebut.
Sejak 31 Agustus lalu, Unyil dan Upin bersalaman di dunia maya sebagai ikon kampanye ""Damai Yuk"" untuk Indonesia-Malaysia. Salah seorang penggagas
BERITA TERKAIT
- Ninis Kesuma Adriani, Srikandi BUMN Inspiratif di Balik Ketahanan Pangan Nasional
- Dulu Penerjemah Bahasa, kini Jadi Pengusaha Berkat PTFI
- Mengintip Pasar Apung di KCBN Muaro Jambi, Perempuan Pelaku Utama, Mayoritas Sarjana
- Tony Wenas, Antara Misi di Freeport dan Jiwa Rock
- Hujan & Petir Tak Patahkan Semangat Polri Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Wilayah Terluar Dumai
- Tentang Nusakambangan, Pulau yang Diusulkan Ganjar Jadi Pembuangan Koruptor