Masih Banyak Potensi Perkebunan di NTT

Masih Banyak Potensi Perkebunan di NTT
Dirjen Perkebunan, Bambang dan Gubernur NTT Frans Lebu Raya. Foto: Humas Kementan

Masih banyak potensi yang bisa dikembangkan di NTT. Masuknya investor PT Muria Sumba Manis di Sumba Timur mengembangkan tebu dan Pabrik Gula (PG) merupakan kesempatan untuk mendapatkan alokasi dana lebih besar.

“Saat ini Presiden dan Menteri Pertanian sangat senang bila ada pembangunan PG untuk mencapai swasembada gula. Bupati Sumba Timur bisa ajukan ke pusat soal investasi baru ini nanti pasti Ditjenbun ditugaskan untuk membantu petani tebu,” imbuhnya.

NTT juga ada pengembangan kopi di Ngada yang saat ini luasnya mencapai 6.000 ha.

“Kopi saat ini merupakan komoditas yang seksi di dunia. Warung kopi berkembang di mana-mana. NTT bisa menangkap peluang ini dengan meningkatkan kualitas kopinya melalui spesialisasi kopi, kopi organik dan indikasi geografis,” paparnya.

Selain itu, untuk kopi bisa dipadukan dengan agrowisata. Sentra-sentra perkebunan lain yang berdekatan dengan kawasan pariwisata alam bisa dijadikan agrowisata perkebunan berbasis pariwisata alam.

Kakao juga permintaan sangat bagus sehingga bisa terus dikembangkan di NTT.

Masalah ketersediaan air bisa diatasi dengan membangun embung dan rorak-rorak untuk menampung air laut.

“Apalagi Gubernur NTT punya program jangan sampai air hujan langsung mengalir ke laut sebelum dimanfaatkan seoptimal mungkin,” katanya.

PDB perkebunan setiap tahun berjumlah Rp 411,86 triliun yang dihasilkan dari 15 komoditi utama perkebunan dari 127 komoditi yang dibina Ditjenbun.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News