Masih Banyak yang Tersesat karena Kurangnya Literasi

Masih Banyak yang Tersesat karena Kurangnya Literasi
Ilustrasi melawan hoaks. Grafis: Rahayuning Putri Utami/JPNN.com

Pada kesempatan yang sama, mantan Pemred SCTV juga Indosiar, Nurjaman Mochtar mènjelaskan konvergensi medià sudah diramalkannya sejak 10 tahun lalu bakal terjadi.

"Bahkan datangnya lebih cepat. Apa yang membuatnya lebih cepat adalah Covid-19 Dengan Covid, semuanya telah terjadi begitu cepat. Semua terjadi dengan cepatnya. Covid-19 mempercepat konvergensi medià," ujar Nurjaman.

Konfergensi media bicara tiga hal. Pertama, berkaitan dengan bagaimana menghasikan konten.

Kemudian, bagaimana konten ini disebarkan dan selanjutnya yang berkaitan dengan real community dan digital community.

Pada bagian lain, Wahyu Diatmika, mengajak masyarakat harus mampu beradaptasi dengan situasi kondisi di tengah pandemi.

Menurutnya, AMSI telah melakukan riset untuk persoalan yang sedang dihadapi babgsa ini. Semoga dapat dipublikasi 2-3 tahun kedepan.

Berkaitan dengan literasi, banyak masyarakat sering missinformasi. Sementara riset menyebut banyak yang "tersesat" akibat kurangnya literasi.

Pertanyaannya, kenapa bisa memicu opini publik. Hal ini karena distribusi beritanya tidak teliti, penyalahgunaan konten.

Riset menyebutkan masih banyak kalangan masyarakat yang tersesat akibat kurangnya literasi.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News