Masjid Jami Al-Anwar, dari Surau yang 6 Sakanya Bertahan Hadapi Amuk Krakatau

Masjid Jami Al-Anwar, dari Surau yang 6 Sakanya Bertahan Hadapi Amuk Krakatau
Sebanyak enam saka atau tiang di Masjid Jami Al-Anwar masih berdiri kukuh. Foto: Yosephin Wulandari/JPNN.com.

Takmir Masjid Jami Al-Anwar, Rusdi, mengatakan tempat ibadah umat Islam itu didirikan pada 1839.

Pria paruh baya itu menjelaskan pendiri masjid tersebut adalah para ulama dari Kesultanan Bone, yakni Puang Haji Muhammad Soleh bin Karaeng, Daeng Muhammad Ali, KH Muhammad Said, dan H Ismail.

Tentu saja Masjid Jami Al-Anwar saat didirikan tidak seperti saat ini.

Masjid Jami Al-Anwar, dari Surau yang 6 Sakanya Bertahan Hadapi Amuk Krakatau

Masjid Jami Al-Anwar di Jalan Laksamana Malahayati Nomor 100, Kelurahan Kangkung, Kecamatan Teluk Betung Selatan, Kota Bandar Lampung. Foto: Yosephin Wulandari/JPNN.com.

Dahulu, kata Rusdi, masjid itu masih berupa surau kecil.

Para ulama berdarah Bugis pendiri surau tersebut memanfaatkannya untuk berdakwah dan membina umat.

Syahdan, Krakatau meletus pada 1883. Erupsi vulkan di Selat Sunda itu berdampak pada surau tersebut.

Enam saka masih berdiri kukuh di Masjid Al-Anwar. Kini saka-saka tersebut dibeton dan menjadi bagian dari ruang utama masjid berukuran 25 x 30 meter itu.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News