Masyarakat Diminta Manfaatkan Ruang Publik Sebagai Kawasan Pemajuan Kebudayaan

Masyarakat Diminta Manfaatkan Ruang Publik Sebagai Kawasan Pemajuan Kebudayaan
Talk show menampilkan para pembicara Handoko Hendroyono CEO Filosofi Kopi dan M-Bloc Grup, Arif Yudi Jatiwangi Art Factory, dan Founder Spedagi Movement Singgih Kartono, serta dipandu oleh Diana Nazir sebagai moderator. Foto Humas Kemendikbudristek

Dialog interaktif terjalin tidak hanya pada peserta yang hadir di lokasi kegiatan, tetapi juga para peserta yang datang secara online melalui aplikasi Zoom.

Para peserta dan pembicara saling bercerita praktik baik dan permasalahan dalam mengelola dan mengaktivasi ruang publik. 

"Saya bersentuhan awal dengan bekas pabrik genteng yang kemudian berhasil disulap menjadi ruang publik yang menjadi titik temu anak muda kreatif di Kabupaten Majalengka, Jawa Barat," kata Arif Yudi.

Senada itu, Singgih Kartono, melalui Spedagi Movement (Produk Bambu) yang digagasnya telah membuat kesadaran di masyarakat akan pentingnya semangat lokalitas. 

Menurur Singgih, ruang publik bisa dalam bentuk ruang belajar bersama. 

"Ini bisa memicu banyak insipirasi dari masyarakat," ucapnya.

CEO Filosofi kopi Handoko Hendroyono menyampaikan perlunya kehadiran ruang publik sebagai kawasan pemajuan kebudayaan.

Sementara itu, Direktur Pembinaan Tenaga dan Lembaga Kebudayaan Restu Gunawan, menyampaikan Talkshow ini merupakan bagian dari program Platform Indonesiana. 

Masyarakat diminta manfaatkan ruang publik sebagai kawasan pemajuan kebudayaan, ruang belajar bersama.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News