Masyarakat Harus Saling Memaafkan, tetapi Negara Juga Wajib Hadir

Masyarakat Harus Saling Memaafkan, tetapi Negara Juga Wajib Hadir
Aksi demonstrasi menolak rasisme di Kota Sorong. Foto: Antara Papua Barat/Ernes

jpnn.com, JAKARTA - Persatuan Indonesia kembali diuji dengan beberapa kejadian bernuansa SARA yang membuat kegaduhan sesama anak bangsa.

Menyikapi hal tersebut, Ketua DPP Partai NasDem Martin Manurung meminta negara hadir melalui pemerintah yang mampu bertindak cepat dan adil agar kasus tersebut tidak bias dan meluas di tengah masyarakat Indonesia yang heterogen.

Dalam sepekan terakhir, Indonesia dihebohkan dengan dua isu yang sangat sensitif. Yang pertama adalah ceramah tentang salib yang dinilai telah menyakiti hati umat Kristen.

Yang kedua, beredarnya isu mengenai penghinaan terhadap warga Papua yang tinggal di Pulau Jawa. Dalam beberapa video yang beredar, beberapa kelompok menyebutkan kalimat yang juga kurang etis kepada para mahasiswa Papua.

Hal itu bermula dari adanya isu mengenai pengerusakan dan pembuangan bendera negara di Komplek Asrama Papua. Hal itu diduga menjadi pemicu kerusuhan di sejumlah wilayah di Kepulauan Papua yang membuat kehebohan di tengah masyarakat.

BACA JUGA: Respons MUI soal SARA di Malang dan Surabaya Pemicu Manokwari Rusuh

Melalui sambungan telepon, Kamis (22/08), Ketua DPP Partai NasDem Martin Manurung menilai, kegaduhan yang terjadi dalam sepekan terakhir merupakan sebagian kecil masalah yang bisa saja akan terjadi lagi, jika tidak ada tindakan tegas dan adil yang dilakukan negara.

Menurutnya, jika hal ini terus terbiarkan, bangsa Indonesia akan terbagi menjadi kelompok-kelompok yang di mana satu dengan yang lainnya akan beradu kekuatan.

Persatuan Indonesia kembali diuji dengan beberapa kejadian bernuansa SARA yang membuat kegaduhan sesama anak bangsa.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News