Masyarakat Korsel Kucilkan Ibu Tunggal Tanpa Suami

Masyarakat Korsel Kucilkan Ibu Tunggal Tanpa Suami
Hamil. Foto IST

jpnn.com, SEOUL - Dikucilkan dan dianggap tidak ada. Seperti itulah nasib para ibu yang tidak menikah di Korea Selatan (Korsel). Mereka dianggap aib dan tidak diperbolehkan ikut dalam berbagai acara keluarga.

Termasuk perayaan Seollal yang jatuh pada 16 Februari. Itu semacam perayaan Imlek ala Korea dan menjadi hari libur nasional.

’’Keluarga yang berkumpul saat libur kerap tidak ingin ibu yang punya anak di luar nikah hadir. Sebab, itu mengingatkan mereka akan aib dalam keluarga,’’ terang profesor bidang kesejahteraan sosial di Soongsil University Noh Hye-ryeon seperti dilansir Al Jazeera, Kamis (1/3).

Ada stigma yang melekat, jika ada perempuan punya anak tanpa menikah, keluarganya dianggap tidak bisa mendidik putrinya dengan benar. Kesalahan selalu dibebankan pada pihak perempuan.

Karena itulah, keberadaan para ibu tunggal tanpa suami tersebut kerap ditutup-tutupi. Tak jarang, keluarga bakal mengarang cerita bahwa mereka sudah menikah, tapi suaminya berada di luar negeri.

Atau, pilihan lain, menekan agar anak yang dilahirkan diserahkan ke panti asuhan saja. Berdasar data statistik yang dirilis pemerintah, ada 25 ribu perempuan yang punya anak tanpa menikah di seluruh Korsel.

Korean Unwed Mothers’ Families Association (KUMFA) menyebut data itu terlalu kecil. Sebab, banyak perempuan yang merasa begitu malu untuk mengakui status mereka.

KUMFA membantu agar stigma yang melekat pada perempuan yang menjadi ibu tanpa menikah bisa terhapus.

Dikucilkan dan dianggap tidak ada. Seperti itulah nasib para ibu yang tidak menikah di Korea Selatan (Korsel). Mereka dianggap aib.

Sumber Jawa Pos

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News