Masyarakat Rentan Tertipu Robot Trading, Ternyata Ini Penyebabnya

jpnn.com, JAKARTA - Tren platform perdagangan dengan sistem robot trading semakin marak saat ini, bahkan platform itu sukses mencuri hati masyarakat dengan iming-iming imbal hasil besar dan minim risiko.
Namun, sebaliknya malah banyak platform yang hanya berkedok menipu dan menjadi investasi bodong.
Usai Binomo, kini giliran investasi bodong berkedok robot trading bernama Fahrenheit.
Direktorat Reserse Kriminal Khusus (Ditreskrimsus) Polda Metro Jaya Kombes Auliansyah Lubis mengatakan terdapat tiga pelaku berinisial D, IL, dan DB yang sudah diamankan.
Pasalnya, kasus dugaan penipuan dan pencucian uang dari robot trading itu diperkirakan membuat para korban merugi hingga Rp 5 triliun.
Menurut dia, setidaknya ada 55 laporan yang diterima polisi terkait kasus ini dan diperkirakan ratusan orang menjadi korban.
Menanggapi hal itu, Direktur Center of Economic and Law Studies (CELIOS) Bhima Yudhistira mengatakan ada beberapa faktor utama yang menyebabkan masyarakat mudah terjebak investasi ilegal.
Pertama, Bhima menjelaskan masyarakat tidak melakukan cross cek atau penelusuran terkait legalitas aset dan perusahaan.
Tren platform perdagangan dengan sistem robot trading makin marak saat ini, bahkan platform itu sukses mencuri hati masyarakat dengan iming-iming imbal hasil
- Polisi Temukan Fakta Mencengangkan saat Geledah Rumah Predator Seksual di Jepara
- Ini Salah Satu Pilihan Investasi Optimal di Tengah Tantangan Ketidakpastian Ekonomi Global
- Ketua Komisi II DPR Sebut Kemandirian Fiskal Banten Tertinggi di Indonesia pada 2024
- Bertemu Menkeu AS, Menko Airlangga Bahas Tarif Resiprokal hingga Aksesi OECD
- Tak Risau, Sri Mulyani Sebut Rupiah Sejalan dengan Perekonomian Domestik
- Sepakat dengan IMF, Ekonom Bank Mandiri Sebut Indonesia Salah Satu Pusat Ekonomi Dunia