Masyarakat Tionghoa Diimbau Kedepankan Budaya Berwajah Indonesia

Masyarakat Tionghoa Diimbau Kedepankan Budaya Berwajah Indonesia
diskusi Cap Go Meh bertema 'Wayang Potehi: Budaya Tionghoa dalam Keindonesiaan' di Jakarta, baru-baru ini. Foto: FSI

jpnn.com, JAKARTA - Ketua Forum Sinologi Indonesia (FSI) Johanes Herlijanto menyatakan bahwa hadirnya budaya Tionghoa yang mengandung nilai-nilai keindonesiaan akan berdampak secara positif bagi posisi mereka di Indonesia.  

Menurut dia, budaya yang dirayakan tidak lagi memperlihatkan wajah budaya Tiongkok, tetapi menjadi bagian dan mengandung nilai-nilai keindonesiaan.

"Masyarakat Tionghoa di balik budaya tersebut pun makin dipandang sebagai bagian dari bangsa Indonesia yang utuh," ujar Johanes, dalam diskusi Cap Go Meh bertema 'Wayang Potehi: Budaya Tionghoa dalam Keindonesiaan' di Jakarta, baru-baru ini.

Pemerhati Tionghoa yang mengajar di Jurusan Ilmu Komunikasi Universitas Pelita Harapan ini berpandangan bahwa persepsi masyarakat terhadap etnik Tionghoa akan makin menguat seiring dengan berkembangnya budaya mereka yang berwajah Indonesia.

Sementara itu, ahli kebudayaan Tionghoa dari University of Sydney Profesor Josh Stenberg menyampaikan hasil penelitiannya tentang wayang potehi bertransformasi menjadi bagian dari budaya masyarakat Indonesia.

Wayang potehi merupakan pertunjukan wayang dengan sarung tangan yang populer di Hokien, daratan Tiongkok, berabad-abad lalu. Di Indonesia, pertunjukan wayang tersebut pertama kali berkembang di Semarang.

Wayang potehi telah mengalami ‘indigenisasi,’ (pempribumian), yaitu proses budaya luar yang berakar dan mengandung unsur-unsur lokal.

"Orang-orang dari Taiwan dan Daratan Tiongkok, yang merupakan negeri asal wayang potehi, akan mengalami kesulitan untuk memahami pertunjukan wayang potehi di Indonesia,” tutur Profesor Stenberg.

Masyarakat Tionghoa diimbau untuk kedepankan budaya mereka berwajah Indonesia, seperti wayang potehi.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News