Maudy Koesnady Berbagi Cara Memasarkan Tanaman Hias

Maudy Koesnady Berbagi Cara Memasarkan Tanaman Hias
Maudy Koesnaedi bicara soal tanaman hias. Foto: dok alinea

Oleh karena itu, kata Karolin, pelatihan bagi pelaku usaha tanaman hias perlu diberikan. Pihaknya akan mengidentifikasi pihak-pihak yang bakal didorong untuk menjadi pelaku usaha tanaman hias. Dia berharap pelatihan itu bermanfaat bagi warga.

"Sehingga teman-teman di lapangan juga bisa mengembangkan tanaman hias di Kalimantan Barat, terutama dalam semangat melestarikan lingkungan. Mereka tidak hanya mengambil dari hutan, tetapi bagaimana agar tanaman dikembangkan, baru kemudian diambil keuntungannya secara ekonomi," paparnya.

Hal serupa diakui Ketua PKK Kapuas Hulu Angeline Fremalco. Dia mengatakan saat ini ada sejumlah tanaman hias asli Kapuas Hulu yang diburu pasar, yakni jenis aroid. Antara lain alocasia, rhaphidophora, scindapsus, dengan varian varigata.

Tanaman hias ini amat berpotensi untuk menggerakan ekonomi masyarakat. "Raphidophora yang biasa dengan kondisi 5-6 daun cuma dijual Rp200.000, tetapi kalau itu varigata dengan 5-6 daun harganya bisa Rp20 juta," tutur dia.

Sejauh ini Angeline telah bertemu dua pelaku usaha di wilayahnya yang sudah berhasil membudidayakan tanaman hias walau dengan peralatan yang terbatas bahkan, mereka sudah dapat mengirim hasil budidaya hingga ke luar negeri.

Tips ala Maudy Koesnaedi

Tren menanam dan memelihara tanaman hias saat awal pandemi masih terus berlangsung hingga di masa mendatang.

Oleh karena itu, kata artis senior Maudy Koesnaedi, tanaman hias sebenarnya bisa dijadikan ladang untuk berbisnis.

Maudy Koesnady dan teman-temannya dari Geng Ijo mencoba membantu menjual tanaman petani dengan mempromosikan di sosial media.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News