Mayor Inf Anang, Pantang Mandi saat Tugas di Tengah Hutan

Tugas pertama, Anang ditempatkan di Kediri, Jawa Timur tepatnya di Satuan Batalyon Infanteri 521. Tahun selanjutnya, Anang berkesempatan melaksanakan pendidikan sekaligus seleksi raider.
Kemudian dia harus berpindah tugas ke Satuan Batalyon Infanteri 507 Sikatan yang divalidasi menjadi Batalyon Infanteri 500 raider.
Usai melaksanakan tugas di Sikatan, Anang kemudian melanjutkan tugas operasi di Aceh selama 18 bulan yang dimulai pada tahun 2003 hingga 2005.
“Pada waktu itu, kami mengamankan Aceh dari gangguan Gerakan Aceh Merdeka (GAM),” ungkapnya.
Tugas di Aceh merupakan sebuah kenangan yang tidak akan dilupakan Anang. Bagaimana tidak, Anang masih bertugas di Aceh saat bencana tsunami besar, 26 Desember 2004.
Saat kejadian itu, Anang menjadi bagian dari 40 tim yang bertugas melaksanakan operasi penumpasan GAM.
Kala itu dia ditempatkan di kawasan hutan yang terletak di atas gunung. Sedangkan bencana tsunami terjadi pada bagian pesisir, sehingga kejadian itu tidak menimpanya.
“Daerah hutan di sana kan pegunungan. Kalau yang di daerah pesisir itu rata-rata yang bertugas dari Satgas Marinir dan Satgas Brimob yang memang rawan terkena tsunami kala itu,” kenang Anang.
Tidak terkait hal mistis, Mayor Inf Anang Sofyan Effendy mengaku pantang mandi saat bertugas di tengah hutan.
- Menhan Sjafrie Mengusulkan Tunjangan Operasi Prajurit TNI Naik 75 Persen
- Prajurit Aktif Gugat UU TNI ke MK, Imparsial: Upaya Menerobos Demokrasi
- Mayor Hery Ismoyo & Wahyu Millian Resmi Jadi Komandan Batalyon Kopassus
- Mabes TNI Tuding KKB yang Bantai Pendulang Emas Lakukan Propaganda
- Panglima TNI Jenderal Agus Minta Prajuritnya Lanjutkan Pengabdian Kepada Bangsa dan Negara
- Ibas Memuji Peran TNI, Ahli Gizi hingga Masyarakat di Program Makan Bergizi Gratis