Mayor Inf Anang, Pantang Mandi saat Tugas di Tengah Hutan

Mayor Inf Anang, Pantang Mandi saat Tugas di Tengah Hutan
Komandan Batalyon (Danyon) Infanteri 613 Kota Tarakan, Mayor Inf Anang Sofyan Effendy (kiri). Foto: Yedidah Pakondo/Radar Tarakan

Tugas pertama, Anang ditempatkan di Kediri, Jawa Timur tepatnya di Satuan Batalyon Infanteri 521. Tahun selanjutnya, Anang berkesempatan melaksanakan pendidikan sekaligus seleksi raider.

Kemudian dia harus berpindah tugas ke Satuan Batalyon Infanteri 507 Sikatan yang divalidasi menjadi Batalyon Infanteri 500 raider.

Usai melaksanakan tugas di Sikatan, Anang kemudian melanjutkan tugas operasi di Aceh selama 18 bulan yang dimulai pada tahun 2003 hingga 2005.

“Pada waktu itu, kami mengamankan Aceh dari gangguan Gerakan Aceh Merdeka (GAM),” ungkapnya.

Tugas di Aceh merupakan sebuah kenangan yang tidak akan dilupakan Anang. Bagaimana tidak, Anang masih bertugas di Aceh saat bencana tsunami besar, 26 Desember 2004.

Saat kejadian itu, Anang menjadi bagian dari 40 tim yang bertugas melaksanakan operasi penumpasan GAM.

Kala itu dia ditempatkan di kawasan hutan yang terletak di atas gunung. Sedangkan bencana tsunami terjadi pada bagian pesisir, sehingga kejadian itu tidak menimpanya.

“Daerah hutan di sana kan pegunungan. Kalau yang di daerah pesisir itu rata-rata yang bertugas dari Satgas Marinir dan Satgas Brimob yang memang rawan terkena tsunami kala itu,” kenang Anang.

Tidak terkait hal mistis, Mayor Inf Anang Sofyan Effendy mengaku pantang mandi saat bertugas di tengah hutan.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News