Mayoritas Responden Ingin Pemilu 2024 Tetap Gunakan Sistem Proporsional Terbuka
Yakni, karena lewat sistem tersebut pemilih dapat memilih secara langsung calon anggota legislatif (caleg) yang dinilai memiliki kemampuan (17,1 persen).
"Responden juga beralasan dapat melihat calon-calonnya (19 persen), hak rakyat dalam menentukan pilihan (13,8 persen), lebih transparan atau terbuka (12 persen) dan alasan lain masyarakat harus mengetahui calon serta partai yang mereka pilih (6,3 persen)," ujar Abdul Hakim dalam keterangannya, Jumat (6/1).
Sementara itu, responden yang setuju pemilihan legislatif menggunakan sistem proporsional tertutup hanya 4,8 persen.
"Mereka beralasan pemilu langsung berbiaya mahal (27,6 persen), terlalu banyak pilihan (20,7 persen), pemilu menjadi lebih lama 10,3 persen dan berpotensi money politik (6,9 persen)," ucapnya.
Pada survei kali ini masih cukup banyak responden yang menyatakan tidak tahu, tidak menjawab atau rahasia. Yakni mencapai 32,2 persen.
Survei dilakukan pada rentang waktu 6–12 November 2022 di 34 provinsi, menggunakan teknik penarikan sampel multistage random sampling.
Jumlah responden sebanyak 1.200 orang dengan confidence interval atau margin of error lebih kurang 2,83 persen.
Confidence level atau tingkat kepercayaan sebesar 95 persen.
Hasil survei SSI memperlihatkan mayoritas responden ingin Pemilu 2024 tetap menggunakan sistem proporsional terbuka.
- Kekuatan dan Ketenangan Hati Gibran di Tengah Pandangan Merendahkan
- Tokoh Sumbar & Bundo Kanduang Minta MK Putuskan Pemilu Ulang DPD RI
- Respons Sikap Kubu PKB, Hakim MK: Republik Kalau Orangnya Begini, Kacau Semua Nanti
- Kedekatan Putri Zulhas & Verrell Bramasta Jadi Sorotan, Banyak Dukungan
- Tingkat Partisipasi Pemilih di Jakarta Turun saat Pemilu 2024
- MK Mulai Hari Ini Akan Sidangkan Ratusan Perkara Sengketa Hasil Pileg 2024