Mbah Surip Lokal untuk Garuda

Mbah Surip Lokal untuk Garuda
Mbah Surip Lokal untuk Garuda
Begitulah bunyi SMS saya kepada lima pengusaha itu. Saya tahu, tidak mudah bagi mereka untuk bisa membantu tiga perusahaan sekuritas BUMN tersebut. Dalam dunia bisnis pernah ada pemeo begini: Untuk jadi jutawan itu mudah. Jadilah miliarder dulu, lalu belilah perusahaan penerbangan, Anda akan segera jadi jutawan!"

Saya juga merasa, pasti akan ada permintaan macam-macam dari para calon investor itu. Sebuah permintaan yang dalam dunia bisnis memang sudah menjadi standar praktik sehari-hari: Diskon! Apalagi, mereka tahu bahwa tiga perusahaan sekuritas tersebut dalam posisi lemah: Help! help! help!

Dari lima penawaran saya itu, tiga pengusaha menyatakan berminat membantu. Lalu, kepada mereka saya sampaikan: Silakan hubungi langsung ke korporasi masing-masing. Tugas saya sebatas mencarikan calon pembeli. Setelah ada peminatnya, saya serahkan sepenuhnya agar mereka melakukan transaksi sendiri: Bagaimana caranya, seperti apa prosedurnya, berapa harganya, dan bagaimana cara memutuskannya. Silakan lakukan sesuai dengan prinsip yang diperbolehkan.

Tentu saya mengharapkan keajaiban. Saya tahu bahwa "tokoh membawa berita" adalah salah satu doktrin jurnalistik. Karena tiga tokoh telah menyatakan minat membeli 10 persen saham Garuda yang ada di tiga sekuritas itu, berita di sekitar saham Garuda menjadi hangat. Tiba-tiba saja harga saham Garuda di lantai bursa seperti digoreng: melonjak menjadi Rp 650-an dan terus terbang sampai Rp 720 per lembar.

AKAN ada hiruk pikuk lagi di BUMN beberapa hari mendatang. Di samping soal interpelasi, akan ada heboh soal penjualan saham Garuda dan susunan direksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News