Mbak Rerie Minta Sisi Kemanusiaan Diutamakan dalam Perdamaian Rusia-Ukraina

Mbak Rerie Minta Sisi Kemanusiaan Diutamakan dalam Perdamaian Rusia-Ukraina
Wakil Ketua MPR RI Lestari Moerdijat mengikuti diskusi daring bertema Menuju Perdamaian Rusia-Ukraina yang digelar Forum Diskusi Denpasar 12, Rabu (25/5). Foto: Humas MPR RI

Connie menilai, untuk menghadapi kondisi ini, Indonesia harus konsisten dengan gerakan nonblok untuk berupaya menghentikan perang.

Negara-negara yang tergabung dalam gerakan ini, tegas Connie, harus berani mengakhiri diskriminasi terhadap Rusia dan sejumlah negara di Asia dan Afrika.

"Untuk menciptakan perdamaian dunia, salah satunya menciptakan regional ballance of power di sejumlah kawasan," ucap Connie.

Pada diskusi itu, Guru Besar Universitas Pertahanan Anak Agung Banyu Perwita menilai kondisi saat ini terjadi kekacauan dalam tatanan geopolitik.

Banyu berpendapat, jangan sampai kekuatan geopolitik dunia hanya dipengaruhi dua kutub kekuasan.

"Untuk stabilitas dunia, akan lebih baik multipolar kekuasaan," katanya.

Menurut Banyu, harus ada reentepretasi baru dari kondisi geopolitik hari ini karena geopolitik itu dinamis dan sangat berpengaruh terhadap politik, ekonomi, dan teknologi di sejumlah negara.

Direktur Eksekutif INADIS Ple Priatna berpendapat ada tiga pintu diplomasi bagi Indonesia yang bisa diupayakan untuk mendamaikan konflik Rusia-Ukraina, yaitu jalur G20, ASEAN, dan gerakan nonblok.

Wakil Ketua MPR RI Lestari Moerdijat mendorong pemerintah mempertimbangkan sisi kemanusiaan dalam upaya perdamaian Krisis Rusia-Ukraina

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News