Mbak Rerie: Nilai Keindonesiaan Harus Diimplementasikan dalam Keseharian

Mbak Rerie: Nilai Keindonesiaan Harus Diimplementasikan dalam Keseharian
Wakil Ketua MPR RI Lestari Moerdijat membuka focus group discussion yang digelar bersama MPR RI, Forum Diskusi Denpasar 12, dan Nenilai secara hybrid di gedung DPR/MPR Jakarta, Rabu (18/5). Foto: Humas MPR RI

Menurut Yulio, kalau penanaman nilai-nilai dimulai dari rumah, orang tua harus memiliki tingkat intelektual yang baik.

"Era digital berpotensi membuat generasi muda terkungkung dengan nilai-nilai yang disukainya saja akibat pengaturan algoritma sosial media yang dimilikinya," kata Yulio.

Pendiri Sekolah Cikal Najeela Shihab menilai ada miskonsepsi dalam menetapkan satu cita-cita sehingga perlu sikap kritis dalam prosesnya agar mendapatkan pemahaman yang sama.

Najeela berpendapat penting untuk menetapkan kesuksesan kolektif sehingga penetapan nilai-nilai tidak untuk anak tertentu. Harus ada keteladanan kolektif.

"Transfer pengetahuan tentang nilai-nilai dalam konteks yang lebih luas menjadi bagian penting bagi sektor pendidikan," ujar Najeela.

Pendiri Ganara Art Tita Djumaryo berpendapat, pendidikan seni bisa memberikan kemampuan kritis dan inklusi sosial kepada generasi muda.

"Dengan begitu, para pemuda memiliki kesempatan untuk menyebarkan nilai-nilai yang kami miliki seperti keberagaman dan berpikir kritis," ujar Tita.

Direktur SPAK Maria Kresentia mengungkapkan, korupsi dekat sekali dengan keseharian masyarakat.

Wakil Ketua MPR RI Lestari Moerdijat menyatakan bahwa nilai keindonesiaan harus diimplementasikan dalam keseharian

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News