Media Makin Getol Investigasi Setelah Veteran Tak Berdaya

Media Makin Getol Investigasi Setelah Veteran Tak Berdaya
Harry (kiri) dan Piet (kanan) dari TV NCRV saat melakukan wawancara dengan saksi di Kebumen. FOTO: Gunawan Sutanto

’’Dan tekanan dari veteran itu yang menurut saya harus dilawan. Sebagai negara yang menganut demokrasi, pemerintah harus berani melakukan permintaan maaf,’’ terang pria kelahiran 3 Mei itu.

Piet lantas mengingat kejadian akan tekanan veteran yang begitu kuat ketika Ratu Belanda diundang Pemerintah Indonesia pada 17 Agustus 1995. Ketika itu veteran menekan Ratu Belanda agar tidak datang. Namun akhirnya Ratu datang namun pada 20 Agustus sehingga tidak ada sambutan apapun dari Pemerintah Belanda. ’’Itu dianggap hal yang sangat memalukan bagi warga Belanda,’’ papar pria yang beberapa kali melakukan peliputan di Afganistan itu.

Pasca kejadian Rawagede, di Belanda kerap diadakan diskusi terbuka terkait kasus-kasus pembantaian warga sipil selama Belanda berkuasa di Indonesia. Dan data-data yang diyakini sangat akurat di dikusi itu makin menyudutkan para veteran. Sebab sebagian masyarakat akhirnya mengetahui apa yang sebenarnya terjadi dan dilakukan para veteran.

’’Tapi tidak semua veteran melakukan penolakan terhadap hal itu. Ada beberapa diantara mereka yang mendukung karena mereka merasa di usia senja ingin berdamai dengan Tuhan,’’ ungkap Piet.

Herry setuju bahwa tindakan pemerintah seperti bersedianya meminta maaf atas kejadian Rawagede itu dipengaruhi oleh pemberitaan-pemberitaan media. Oleh karena itu dia berharap pemerintah melakukan hal yang sama pada kejadian di daerah-daerah lain.

Proses pendokumentasian yang dilakukan Piet dan Harry memang terlihat begitu serius. Misalnya untuk menggambarkan enviroment desa yang mereka datangi. Keduanya harus beberapa kali meminta supir kendaraan yang mereka sewa untuk bolak-balik karena harus mengulang pengambilan gambar.

Begitu pula ketika dia harus mewawancara saksi yang rata-rata sudah berusia senja. Saking semangatnya, Piet dan Harry bahkan sampai lupa makan siang. Mereka baru ingat saat dalam perjalanan pulang dan hari sudah menjelang malam.

Saat datang ke Indonesia, Piet sebenarnya juga baru saja mengalami kecelakaan. Dia baru saja melakukan operasi untuk jari di tangan kanannya dan tangannya masih harus disanggah. Namun saat syuting, penyanggah itu dilepas karena dia harus in frame. (*/gun)

Pasca kasus Rawagede mencuat,  sejumlah media Belanda kini banyak memburu fakta pembantaian serupa yang terjadi di daerah lain di Indonesia.


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News