Mega Bangkitkan Kembali Roh Panji Revolusi Mental Soekarno

jpnn.com - SANUR - Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri membuka lembaran lama, kenangannya terhadap pidato kenegaraan Presiden Soekarno, ayahandanya. Mega mengenang, pada pidato tanggal 17 Agustus 1957, Soekarno sudah menggagas adanya revolusi mental.
"Gagasan revolusi mental pertama kali disampaikan dalam pidato kenegaraan Presiden Soekarno pada tanggal 17 Agustus 1957. Beliau saat itu mencanangkan berkibarnya Panji Revolusi Mental," ungkap Mega, saat menyampaikan pidato politik jelang dibukanya Kongres IV PDI Perjuangan di Agung Room, Inna Grand Bali Beach, Sanur, Kamis (9/4).
Mega mengingatkan kader partainya, bahwa spirit dan kebanggaan sebagai rakyat Indonesia, menjadi salah satu solusi untuk menghadapi setiap persoalan bangsa. "Tugas PDI Perjuangan untuk membangkitkan spirit dan kebanggaan tersebut. Di sinilah revolusi mental diperlukan," ujarnya.
Sosok yang bakal kembali memimpin PDI Perjuangan lima tahun ke depan itu menjelaskan, keseluruhan cerita kepeloporan Indonesia adalah bukti, bahwa di tangan pemimpin yang sudah mengalami revolusi mental, bangsa ini menjadi begitu disegani.
"Revolusi mental melahirkan jiwa yang hidup, berkarakter, disiplin, penuh percaya diri, dan unggul dalam kualitas kehidupan. Republik Rakyat Tiongkok dan Singapura memberi contoh. Mereka membangun manusia yang berwawasan luas, berdisiplin, dan memiliki kepercayaan total dengan pemimpinnya sendiri," tandas Mega.
Dengan tegas, dalam pidatonya Mega mengajak kader PDI Perjuangan untuk bangkit dan bergerak mewujudkan semua cita-cita nasional.
“Nation building membutuhkan bantuan revolusi mental. Karena itu adakanlah Revolusi Mental! Bangkitlah! Ya, Bangkitlah, bangkit dan geraklah ke arah pemulihan jiwa. Bangkit dan bergeraklah kembali ke cita-cita nasional. Bangkit dan geraklah ke arah kesadaran cita-cita sosial. Bangkit dan geraklah menjadi manusia baru yang bekerja, berjuang, berbakti, berkorban guna membina bangsa dan masyarakat yang sesuai dengan cita-cita nasional dan sosial itu, yakni cita-cita Proklamasi. Buanglah segala kemalasan, buang segala ego sentrisme, buang segala ketamakan. Jadilah manusia Indonesia, manusia pembina, manusia yang sampai ke tulang sumsumnya bersemboyan satu buat semua, semua buat pelaksanaan satu cita-cita," ajak Mega, disambut pekik Merdeka para kader. (adk/ara/jpnn)
SANUR - Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri membuka lembaran lama, kenangannya terhadap pidato kenegaraan Presiden Soekarno, ayahandanya.
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- 5 Berita Terpopuler: Fakta Baru Terungkap, Lokasi Tes PPPK Tahap Dua Langsung Didatangi Pak Ali
- Jumlah Honorer Database BKN Ikut PPPK Tahap 2 Banyak Banget, Ini Datanya
- Masih Banyak Formasi PPPK Tahap 2 untuk Honorer, Jaga Semangat ya
- Pelamar CPNS 2024 Penuhi Passing Grade, tetapi Tidak Lulus, Masih Punya Harapan
- AstraZeneca dan CISC Serukan Pentingnya Skrining Kanker Paru Lebih Awal
- Dompet Dhuafa Ajak Masyarakat Menebar Hewan Kurban Hingga ke Pelosok Negeri