Mega Kecewa kepada Jaksa Agung dan Kapolri

Tak Hadir Diundang Seminar PDIP

Mega Kecewa kepada Jaksa Agung dan Kapolri
Mega Kecewa kepada Jaksa Agung dan Kapolri
Dia membandingkan dengan konsep gratifikasi pada masa sekarang yang sangat ekstrem. Seorang pejabat, misalnya, dilarang menerima parsel Lebaran. Efek ekonominya cukup signifikan. Banyak tukang parsel yang mengeluh. "Alasannya, itu bagian dari proses untuk korupsi. Masya Allah, mengapa tidak diomongin bagaimana bank supaya tidak dibobol?" ujarnya.

"Karena itu, kami ingin tahu dari mulut Kapolri dan mulut jaksa agung, ini lho yang tidak boleh dilakukan kalian," tegasnya. Mega lantas meminta para kadernya yang kini duduk di legislatif dan eksekutif daerah menjauhkan diri dari godaan korupsi. Menurut dia, korupsi akan menghancurkan diri sendiri, keluarga, rasa persaudaraan, kekeluargaan, dan jiwa gotong royong.

"Manusia kok senang coba-coba ya. Dilanggar saja deh sedikit-sedikit. Satu perak, eh nggak kelihatan. Rp 100 juta belum kelihatan. Rp 1 miliar belum kelihatan. Rp 1 triliun belum kelihatan. Kebanyakan begitu," ujarnya.

Ketua DPP PDIP Bidang Hukum, HAM, dan Perundang-undangan Trimedya Panjaitan mengungkapkan, Kapolri menyampaikan pembatalannya pada Selasa lalu. Alasannya, dia harus ikut mendampingi presiden dalam puncak peringatan Hari Pers di Jambi (9/2). Jaksa agung baru memberi tahu berhalangan hadir pukul 07.30 karena diminta menjemput presiden di Bandara Halim.

JAKARTA - Megawati Soekarnoputri kini benar-benar merasakan perbedaan suasana saat menjadi presiden dan setelah lengser seperti saat ini. Saat dirinya

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News