Mega Semprot Elite PDIP 'Nakal'

Kapok dengan Kader-Kader Bermasalah

Mega Semprot Elite PDIP 'Nakal'
Mega Semprot Elite PDIP 'Nakal'

Sementara itu, Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDIP Tjahjo Kumolo yang mendampingi Mega menambahkan, selain prasyarat tes urine dan psikotes, tahun ini proses program rekrutmen caleg bukan hanya dengan pendidikan politik tapi juga pemahaman ideologi partai. Itulah yang membedakan PDIP dengan partai lainnya.

"Kita ingin merebut kekuasaan secara konstitusional pada 2014 nanti yang memang harus dilaluli melalui tahapan-tahapan yang jelas, seperti salahsatunya dengan sekolah pendidikan ideologi partai ini. Dan pendidikan ini harus mampu melahirkan kader bangsa yang berpihak pada rakyat, memiliki wawasan membangun bangsa dunia," papar Tjahjo.

Sekalipun begitu, dia menolak bila diklat atau sekolah pendiri bangsa tersebut dianggap sebagai tiket masuk jadi caleg atau kepala daerah. Diklat sebagai pendidikan kader untuk pemahaman terhadap ideologi partai sehingga semua kader harus mengikuti seluruh proses politik yang dijalankan partai. "Ini bukan tiket jadi caleg atau gubernur. Semua kader harus bisa memahami secara ideologis ajaran Bung Karno dan mengimplementasikan dalam Trisakti," katanya.

Pendidikan kader, lanjut Tjahjo, tidak secara konvesional namun dengan sistem berjenjang menggabungkan tradisi keilmuan dan kepartaian. Menurut dia, konsep-konsep pemikiran Bung Karno akan menjadi materi pendidikan kader. "PDIP ingin merangkai kembali pemikiran-pemikiran Bung Karno untuk semua kader partai dan bangsa ini yang sebelumnya pernah terputus karen diputusakan," imbuhnya. (dms)

BALI -  Mengaku tahu banyak kadernya yang "nakal", Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News