Megawati Minta GNB Gelorakan Memori Kolektif untuk Bangkit

Megawati Minta GNB Gelorakan Memori Kolektif untuk Bangkit
Megawati Soekarnoputri. FOTO: JPNN.com

jpnn.com - JAKARTA - Presiden ke-5 RI, Megawati Soekarnoputri mengajak seluruh negara meratifikasi dua konvensi internasional terkait penyelamatan arsip. Menurutnya, Konvensi Den Haag 1954 tentang proteksi kekayaan budaya dari perang dan konflik bersenjata, serta Konvensi Wina 1983 tentang aturan arsip pasca kemerdekaan suatu negara sangat penting dalam penyelamatan arsip di setiap negara.

"Saya mendukung agar setiap negara, termasuk Indonesia, mengambil keputusan politik meratifikasi dua konvensi ini. Saya mendukung dan memperjuangkan agar arsip-arsip di negara manapun diselamatkan," ujar Megawati saat membuka Pameran Arsip Konferensi Asia Afrika, Gerakan Non Blok (GNB), dan Tsunami, di Kantor UNESCO, Paris, Perancis, Selasa (25/10) melalui rilis diterima JPNN.

Melalui bukti otentik yang terkandung dalam arsip, kata Ketua Umum PDIP ini, tidak ada kebohongan sejarah yang dapat disembunyikan. Arsip merupakan harta karun berharga bagi manusia dan kemanusiaan. Bahkan, menuntun setiap bangsa dalam menata masa depan yang lebih baik

"Arsip adalah kebudayaan yang tidak boleh musnah. Sebab, jati diri sejati setiap bangsa terpatri di dalamnya. Saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak dan UNESCO yang telah menetapkan arsip Konferensi Asia Afrika (KAA) sebagai Memory of The World," tutur Megawati.

Dalam kesempatan itu, Megawati juga menuturkan tentang lembaran sejarah yang digoreskan para tokoh dunia di masa lalu. Menurutnya, mereka memberi contoh konkrit bagaimana gerakan kolektif antar bangsa, gerakan politik kebudayaan, keberagaman suku, agama, kepercayaan, dan ras, tak menjadi sumber konflik.

"Gerakan itu dapat kita baca dan pelajari dalam arsip-arsip Konferensi Asia Afrika dan Gerakan Non Blok," jelas dia.

Karenanya, Putri Presiden Soekarno ini menilai, dunia membutuhkan memori kolektif untuk bangkit dari berbagai masalah global. Menurut Megawati, problematika yang lahir akibat globalisasi dan pasar bebas akan menemukan solusi jika dunia kembali memiliki jiwa dan semangat, seperti yang dimiliki para pemimpin dunia yang memelopori Gerakan Non Blok, yaitu semangat kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial.

"Konferensi Asia Afrika diikuti 200 delegasi dari 29 negara. Menghasilkan sebuah komunike akhir yang sangat bersejarah yaitu Dasa Sila Bandung. Ini sangat inspiratif dan menjadi tonggak sejarah dunia. Sepuluh tahun setelah KAA berlangsung, sebanyak 41 negara di Asia dan Afrika melepaskan diri dari penjajahan, bahkan gelombang pembebasan mengalir hingga Amerika Latin," tutur dia.

JAKARTA - Presiden ke-5 RI, Megawati Soekarnoputri mengajak seluruh negara meratifikasi dua konvensi internasional terkait penyelamatan arsip. Menurutnya,

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News