Melacak Peto Magek, Si Penyelundup Legendaris

Melacak Peto Magek, Si Penyelundup Legendaris
Lukisan Perang Paderi karya G. Kepper, 1900.

"Peto Magek saudagar anak haram jadah!" berkali-kali Boulhouwer melontar sumpah serapah dalam laporannya yang kemudian diterbitkan jadi buku di Amstardam pada 1841, Herrinneringen van Mijn Verblijf op Sumatra’s Westkust gudurende de Jaren 1831-1834. 

Bikin Susah Kumpeni

Guru Besar Ilmu Sejarah Universitas Andalas Padang Gusti Asnan mengatakan, pandangan Belanda terhadap Peto Magek memang sangat negatif.

Kumpeni menudingnya perusak tatanan ekonomi yang dikembangkan pemerintah Hindia Belanda di Sumatera.  

Meski tak ada gambarnya, nama dan sepak terjang Peto Magek bertebaran dalam arsip kolonial. 

Belanda menyebutnya bandit kelas kakap paling berbahaya di kawasan pantai barat Sumatera.   

Arsip Brieven aan Minister van Kolonien betreffende de Indisch Ambtenaren, Handel, Militair 1835-1837 yang masih bisa dilacak keberadaannya di Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI) menyebut Peto Magek seorang smokelhandler  (penyelundup)

Saudagar-saudagar yang berhubungan dagang dengan Peto Magek juga dicap smokelhandler.

DIA punya kebiasaan mendekuk-bunyikan jari tangan saat bicara. Dan bila omongan masuk, dijentikkannya jari itu.  Inilah hikayat Peto Magek,

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News