Melalui SSI, Kemenkominfo Targetkan 150 Startup Digital

Menuju perjalanan itu, tidak boleh hanya menunggu mendapatkan investor, tetapi dimulai pada saat pembentukan mindset, khususnya product market fit, startup harus mampu bertahan.
Dia melihat program ini secara utuh, benar-benar mencoba mengerti keluh kesah founder.
"Kami bisa customize dan memahami masalahnya serta mencari solusi bersama-sama. Kami belajar bahwa kebutuhan tiap startup itu berbeda,” tuturnya.
Co-founder Zi.care sekaligus alumni SSI Batch 3 Ferdiansyah mengatakan tidak mudah menjadi startup yang bergerak di bidang kesehatan, terlebih lagi latar belakang dari para pendirinya bukan dari dunia medis.
Mereka ada resistensi terkait bagaimana mengadopsi teknologi dari orang yg bukan medis. Sambil membuat sistem ini mereka belajar dengan praktisi dan dijadikan bagian dari pengembangan produk.
"Kami belajar product market fit lagi, kami sharing dengan teman teman startup lain, bahwa tidak bisa idealisme mendominasi. Kami harus tahu market, seperti apa dan menyesuaikan,” jelasnya.
Mengenai tantangan yang dihadapi startup turut dituturkan oleh co-founder dan CEO dari Broom.id, Pandu Adi Laras. Pada perjalanannya, Broom.id juga memiliki cerita terkait persepsi pasar yang menjadi kendala untuk meyakinkan investor.
“Membuktikan bahwa kalian tepat untuk di-invest. Bagaimana caranya build the product, kami cari customer yang akan kami solve problemnya," ujarnya.
Melalui SSI, Kemenkominfo menargetkan 150 startup digital pada 2024 yang telah berhasil mengembangkan bisnisnya
- Nosuta, Startup yang Buka Peluang Talenta Muda Indonesia Masuk ke Industri Kehutanan Jepang
- Pakar Ingatkan Dampak Jangka Panjang Boikot yang Ditunggangi Kepentingan Bisnis
- Sinergi Bisnis dan Inovasi Digital Dorong Pertumbuhan Ekonomi Indonesia
- Penghentian TPA Open Dumping Buka Peluang Ekonomi bagi UMKM-Startup
- Peluncuran Happy Kijang Menandai Gerakan Menuju Indonesia Bersih, Sehat
- Mandiri Capital Indonesia: 5 Startup ini Terpilih dalam Program Zenith Akselerator 2025