Melampaui Toko Madura dan Kegigihannya
Oleh: Politikus PDI Perjuangan dan Ketua Umum Pemuda Muhammadiyah 2018-2022 Sunanto
jpnn.com - Hiruk pikuk Pilpres 2024 menarik untuk diperhatikan serta dipetik hikmahnya. Peristiwa tukar tambah partai dalam membangun koalisi penuh kejutan melebihi sinetron di televisi.
Seru sih tapi rakyat menginginkan perdebatan yang lebih “daging” daripada sekadar tontonan manuver.
Perdebatan tentang penanggulangan kemiskinan dan penciptaan lapangan kerja misalnya, belum banyak mengemuka padahal inilah yang ditunggu publik.
Sabtu kemarin, kira-kira setelah salat Dzuhur, saya mampir ke Toko Madura sebelah rumah. Kebetulan yang jaga pemiliknya, Abdullah, atau biasanya disapa Dollah namanya.
Dengan berbincang berbahasa Madura saya tanya Dollah: “Pilpres meleh sapa? (Pilpres memilih siapa).
Dollah menjawab: "beh Rahasia”. Saya lanjut bertanya? Apa se paling penting dan mendesak e pa marre bik presiden? (Hal apa yang paling penting dan mendeseka yang harus diselesaikan presiden berikutnya?. Dollah menjawab
“Kemiskinan bik lapangan kerja” belum sempat saya tanya lagi Dollah melanjutkan obrolannya.
Kira-kira Dollah ngomong begini: “Sebenarnya pemerintah atau capres tak perlulah mengumbar janji untuk menanggulangi kemiskinan dan lapangan pekerjaan dengan bantuan ini itu. Cukup kami di beri kesempatan mengakses pinjaman bunga rendah, kita bisa usaha sendiri”.
Toko Madura buktinya, tanpa ada peran dari pemerintah sekalipun bisa hidup dan terus “menginvasi” gang-gang dan keramaian di seluruh Jabodetabek
- Pragmatisme Politik Merajalela di 2024, PDIP Pastikan Keberpihakan pada Wong Cilik
- Konsolidasikan Kader PDIP, Hasto Singgung Rintangan Pertemuan Megawati-Jokowi
- Fokus Bina UMKM, PNM Hadir di 57th APEC SMEWG
- Megawati Minta Kader PDIP Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat
- Pengamat Nilai PDI Perjuangan Jadi Oposisi Pemerintahan Prabowo-Gibran
- BRI Sambut Baik Kenaikan Suku Bunga Acuan, Tetap Optimistis Kredit Tumbuh 2 Digit