Catatan Politik Senayan

Memahami Gagasan Presiden Prabowo Tentang Mengurangi Ketergantungan dengan Negara Lain

Oleh: Bambang Soesatyo

Memahami Gagasan Presiden Prabowo Tentang Mengurangi Ketergantungan dengan Negara Lain
Bambang Soesatyo. Foto: Dokumentasi Humas MPR RI

Nilai potensi riil itu pasti menggelembung dan menjadi sangat strategis jika ditambahkan dengan nilai kandungan semua sumber daya alam (SDA) Indonesia yang dibutuhkan pasar dunia, seperti nikel, tembaga, batu bara hingga emas.

Ketika sebagian potensi kekuatan ekonomi nasional itu perlu diwadahkan dalam Danantara, itu adalah strategi dan kebijakan Presiden Prabowo menanggapi perubahan tatanan dunia yang ditandai dengan berlarut-larutnya ketidakpastian.

Tatanan dunia praktis telah berubah.

Perjanjian Perdagagan Bebas Amerika Utara (NAFTA) bubar dengan sendirinya karena Amerika Serikat (AS) menetapkan tarif impor semaunya sendiri. Juga karena faktor tarif impor versi AS, forum APEC (Asia-Pacific Economic Forum) yang beranggotakan 21 negara bisa kehilangan makna strategisnya.

Perubahan tatanan itu pasti berdampak pada perubahan pola dan arus dana investasi dari banyak negara.

Uni Eropa misalnya, sedang ancang-ancang untuk fokus pada investasi baru untuk membangun dan memperkuat industri pertahanan.

Maka, menjadi wajar dan masuk akal jika Presiden Prabowo pun menanggapi perubahan tatanan dunia itu dengan mendirikan Danantara dan memfungsikannya sebagai badan pengelola investasi.

Salah satu keunggulan Indonesia adalah kandungan SDA di perut bumi nusantara.

Indonesia di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo telah memulai langkah awal memperkuat kemandirian untuk mengurangi ketergantungan dengan negara lain

JPNN.com WhatsApp

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News