Memaksimalkan Hutan Orong Gerisak

Upaya Nino Soedjono dan Warga Mengubah 300 Ha Lahan Tidur

Memaksimalkan Hutan Orong Gerisak
Nino Soedjono bersama warga setempat dengan latar belakang hutan Otong Gerisak. Foto: Apink Alkaff/Lombok Post.
Dalam pendanaan rehabilitasi, Nino diperkenankan menggali dana dari pihak lain selama tidak bertentangan dengan peraturan dan perundang-undangan. Hanya saja, dalam hal ini Nino lebih banyak merogoh kocek sendiri.

Untuk biaya rehabilitasi lahan per 10 hektare, Nino mengeluarkan dana pribadinya sebesar Rp 72 juta. Untuk saat ini, kata Nino, dirinya baru bisa membiayai rehabilitasi 35 hektare. Artinya, Nino sudah mengeluarkan dana pribadi sekitar Rp 250 juta untuk rehabilitasi 35 hektare kawasan Hutan Orong Gerisak. Selebihnya, penghijauan swadaya dilakukan dengan cara pembibitan bersama.

"Untuk menghijaukan lahan seluas 35 hektare, masyarakat bekerja secara gotong royong selama tiga tahun," ungkap Nino.

Kesepakatan ini berlaku selama lima tahun dan dapat diperpanjang apabila dalam pelaksanaan tidak menyimpang dari kesepakatan bersama. Dan setelah lima tahun, kawasan Hutan Orong Gerisak berubah menjadi hutan pohon produktif. Sepanjang mata memandang, terlihat berbagai jenis pohon tampak tumbuh subur. (*)

Dahulu, kawasan Hutan Orong Gerisak, Tete Batu, Kecamatan Sikur, Kabupaten Lotim, seluas 300 hektare hanyalah semak belukar. Kini, lahan tersebut


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News