Memangnya Indonesia Punya Cukup Logistik untuk Lockdown Nasional?

jpnn.com, JAKARTA - Peneliti Alpha Research Database Indonesia Ferdy Hasiman menilai penguncian atau lockdown secara nasional dalam rangka membendung penyebaran virus corona (COVID-19) sulit diterapkan di Indonesia. Penilaiannya didasari pada tingkat ketersediaan logistik nasional.
"Saya kira untuk lockdown secara nasional memang sulit, karena sepertinya kita enggak punya logistik yang cukup," ujar Ferdy kepada jpnn.com, Minggu (29/3).
Ferdy juga menyebut lockdown secara nasional bakal mematikan kegiatan ekonomi masyarakat. Jika lockdown berlangsung cukup lama, katanya, perekonomian warga akan sulit untuk bangkit dalam waktu cepat.
Walakin, Ferdy menegaskan bahwa lockdown tetap perlu diberlakukan pada wilayah dengan tingkat penyebaran Covid-19 sangat tinggi seperti DKI Jakarta. Tujuannya adalah mencegah pandemi global menyebar itu ke provinsi lain.
"Saya kira Jakarta bisa jadi episentrum. Dampaknya memang untuk ekonomi selama lockdown sangat terasa. Konsumsi dan aktivitas ekonomi terhenti, tetapi jika langkah itu lebih efektif, saya dukung," katanya.
Oleh karena itu Ferdy mendukung penerapan lockdown untuk daerah tertentu. Sebab, kebijakan pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam membendung COVID-19 selama ini masih kurang ampuh.
Baca Juga:
"Sekarang kebijakan pemerintahan Jokowi terkesan tak jelas menghadapi pandemi corona. Jadi, mending lockdown Jakarta secara parsial daripada menjadi serba-tak menentu. Saya kira ketika situasi tak menentu, maka biaya ekonomi jangka panjang juga tak menentu," pungkas Ferdy.(gir/jpnn)
BERITA TERKAIT
- Panen Pujian, Selandia Baru Tekor Rp 300 M per Hari Gegara Lockdown COVID-19
- Mawar De Jongh dan Vino Bastian Terlibat di Film Lockdown?
- Cukup 3 Kasus COVID-19, Selandia Baru Langsung Lockdown
- Melbourne Kembali 'Lockdown'. Apakah Ada yang Salah Dari Sistem Hotel Karantina?
- Victoria Lockdown, Australian Open 2021 Bakal Tanpa Penonton Selama 5 Hari
- Pak Jokowi Pengin Micro Lockdown, Apa Itu?