Membangun Keteladan Lewat Bulan Suci

Membangun Keteladan Lewat Bulan Suci
Membangun Keteladan Lewat Bulan Suci

Mereka adalah bukti kongkret dari hasil keteladanan Rasulullah SAW. Bahkan, jika kita ingin menyaksikan bagaimana keteladan Rasulullah SAW menjelma pada anak-anak muda, maka contoh nyata adalah Mush'ab bin Umar. Pemuda Quraisy yang terkenal kaya dan tampan tiba-tiba menjadi pengikut setia ajaran Allah SWT. Semua itu terpotret dengan jelas dalam sirah nabawiyah. 

Persoalannya sekarang adalah, sejauh mana pengetahuan kita tentang Rasulullah SAW dan sahabat-sahabatnya yang mulia itu? Sudah sejauh mana pemahaman kita tentang biografi Rasulullah SAW bersama para sahabatnya? Pasti masih minim. 

Karena kita memang lebih bersemangat belajar tentang tokoh dan idola lain di luar nama Muhammad bin Abdulullah. Lantas bagaimana mungkin kita bisa bercermin pada sosok Rasulullah SAW dan sahabatnya jika kita sendiri tidak tahu dengan sepak terjang mereka. Oleh karenanya syarat utamanya adalah membaca dan belajar tentang mereka.

Bulan ramadan seharusnya menjadi momentum yang tepat untuk kita menggali ilmu dari sumber keteladanan itu. Menuntut diri kita sendiri untuk lebih melek lagi dengan ajaran yang kita anut. 

Selain karena di dalam ramadan banyak pengajian-pengajian agama yang membahas tentang kepribadian Rasulullah SAW dan para sahabatnya. Juga karena di dalam bulan ramadan biasanya semangat relegius kita meningkat dari sebelumnya. Oleh karena itu, mumpung kadar semangat itu meninggi kita harus memanfaatkannya dengan semaksimal mungkin. 

Usai sholat dan baca Alquran, misalnya, kita sempatnya waktu minimal sepuluh menit untuk membaca siroh dan sejarah Rasulullah SAW. Apalagi, saat ini sudah semakin banyak buku-buku yang bercerita tentang sejarah dan jejak Rasulullah SAW. Bahkan, untuk anak-anak pun sudah tersedia komik yang bercerita tentang kehidupan Rasulullah SAW. 

Sangat tidak sulit ketika kita memang punya semangat yang besar untuk mengenal lebih dekat dengan Rasulullah SAW. Dengan demikian, obat dari krisis keteladanan itu bisa terurai dengan cepat dan tentu dengan hasil yang menjanjikan. Ketika ini bisa kita maksimalkan, maka ramadan ini benar-benar berhasil mencetak kita menjadi manusia yang sesungguhnya. 

Hati kita tidak hanya dipenuhi dengan keimanan lewat ibadah-ibadah ritual ramadan, tapi juga disesaki dengan ilmu tentang Rasulullah SAW.

KETELADANAN masih menjadi persoalan serius bangsa ini. Figur yang dulu kita harapkan sebagai tonggak pembangun prinsip-prinsip keteladanan perlahan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News