Memo Meja

Oleh Dahlan Iskan

Memo Meja
Dahlan Iskan. Foto: Ricardo/JPNN.com

Freedom Plaza ini tidak jauh dari Gedung Putih –hanya sepelemparan batu. Khususnya dari Gedung Putih sisi gerbang masuk turis. Freedom Plaza itu tidak jauh dari Hotel Trump International –lima menit jalan kaki.

Sedang lapangan terbuka yang luas adalah antara Monasnya Washington dengan Gedung Capitol –gedung Kongres. Yang juga masih satu area dengan Gedung Putih.

Itu pun tidak semua yang datang ke situ untuk memperpanjang masa jabatan Trump. "Kami datang ke sini sekadar agar Trump tahu kami mendukungnya," ujar mereka seperti diwawancarai media di sana. "Kami akan menyampaikan selamat jalan kepadanya," kata yang lain.

Rupanya keinginan Trump untuk bisa membalik kekalahan menjadi kemenangan kian sulit. Tim pengacaranya sudah menarik gugatan di empat negara bagian yang menentukan: Michigan, Wisconsin, Pennsylvania, dan Georgia.

Habis sudah harapan untuk bisa membalikkan keadaan.

Yang juga tidak habis pikir adalah Obama. "Kok bisa ya orang seperti Trump diidolakan oleh rakyat," ujar Obama ketika diwawancarai TV terkait dengan buku barunya: Tanah Yang Dijanjikan.

Obama meragukan orang seperti Trump benar-benar tahu problem rakyat kebanyakan. "Bahwa ia bisa jadi daya tarik di politik memang masih mungkin. Namun bagaimana bisa ia jadi simbol merakyat," katanya.

Orang seperti Trump itu sangat bahaya bagi demokrasi. "Ia itu bisa membusukkan kebenaran," katanya.

Jangan-jangan Trump sudah belajar bahasa Surabaya: Jancuk, meja ini barusan saya ludahi!

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News