Mempersiapkan Dompet untuk Menghadapi Badai Resesi di Indonesia

Saat ekonomi melemah, investasi biasanya anjlok yang membuat produksi barang dan jasa akan menurun.
Akibatnya, lapangan kerja berkurang dan banyak perusahaan yang melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK).
Orang-orang pun lebih menahan diri untuk tidak mengeluarkan uang, sehingga mengancam sejumlah pemilik usaha gulung tikar.
"Penyebab utama melemahnya daya beli adalah akibat pandemi COVID-19 yang telah menekan pendapatan masyarakat dan mengurangi permintaan atas barang konsumsi," kata Abdullah.
Lantas bagaimana nasib dompet kita?

Ligwina Hananto, Lead Financial Trainer dari @qm_financial, Jakarta mengatakan resesi lebih merujuk pada kondisi keuangan negara secara makro, tapi keuangan pribadi tergantung pada kehidupan kita masing-masing.
Menurut Ligwina, kita sebaiknya fokus pada "saya bagaimana?", "apakah kondisi keuangan saya sehat dan kuat?"
"Ibaratnya kita berada di kapal masing-masing, kapalnya ada yang besar dan kecil, lalu ada badai," jelas Ligwina yang juga alumni Curtin University di Australia Barat.
Indonesia dipastikan akan mengalami resesi, meskipun sejumlah pengamat mengatakan belum ada pernyataan resmi dari Pemerintah
- Industri Alas Kaki Indonesia Punya Potensi Besar, Kenapa Rawan PHK?
- Apa Arti Kemenangan Partai Buruh di Pemilu Australia Bagi Diaspora Indonesia?
- Dunia Hari Ini: Presiden Prabowo Ucapkan Selamat Atas Terpilihnya Lagi Anthony Albanese
- Partai Buruh Menang Pemilu Australia, Anthony Albanese Tetap Jadi PM
- Dunia Hari Ini: Israel Berlakukan Keadaan Darurat Akibat Kebakaran Hutan
- Dunia Hari Ini: Amerika Serikat Sepakat untuk Membangun Kembali Ukraina