Mempersiapkan Dompet untuk Menghadapi Badai Resesi di Indonesia
Resesi dinyatakan ketika pertumbuhan ekonomi sebuah negara mengalami penurunan selama dua kuartal berturut-turut.
Baca juga:
- Nasib sarjana Indonesia yang baru lulus tahun ini saat pandemi COVID-19
- COVID-19 lahirkan keterampilan baru bagi perempuan Indonesia yang kini jadi tulang punggung
- Keran ekonomi di Indonesia dibuka terlalu cepat, tapi bantuan untuk warga terkendala
Karenanya, menurut pakar ekonomi, seperti Abdullah Sanusi dari Universitas Hasanuddin di Makassar, secara teori Indonesia sudah mengalami resesi.
"Yang harus digarisbawahi, bahwa resesi Indonesia belum separah dibanding negara-negara lain," kata Abdullah Sanusi dari Universitas Hasanuddin di Makassar.
Ia mengatakan sektor-sektor di Indonesia yang sudah terlihat lesu adalah konsumsi rumah tangga, investasi, ekspor, dan pariwisata.
"Dengan demikian, daerah-daerah yang menggantungkan hidup mereka dari sektor-sektor tersebut, pasti akan kena dampak luar biasa," ujar Abdullah yang juga lulusan Curtin University di Australia Barat.
Apa dampak resesi yang bisa langsung terasa?
Photo: Salah satu ancaman dari resesi adalah pemutusan hubungan kerja serta menjadi semakin sedikitnya lapangan pekerjaan. (AP: Trisnadi)
Penurunan pertumbuhan ekonomi suatu negara bukan saja hanya berdampak pada pendapatan negara, cadangan devisa atau cadangan negara di bank sentral yang biasanya dalam mata uang asing, serta investasi saja.
Indonesia dipastikan akan mengalami resesi, meskipun sejumlah pengamat mengatakan belum ada pernyataan resmi dari Pemerintah
- Dunia Hari Ini: Presiden Iran Tewas dalam Kecelakaan Helikopter
- Di Balik Gagasan Penerbit Indie yang Semakin Berkembang di Indonesia
- Dunia Hari Ini: 26 Tahun Hilang, Pria Aljazair Ini Ditemukan di Ruang Bawah Tanah Tetangga
- Dunia Hari Ini: PM Slovakia Ditembak Sebagai Upaya Pembunuhan Bermuatan Politik
- Indonesia Mengutuk Keras Aksi Biadab Warga Sipil Israel di Perbatasan Gaza
- Ramai-Ramai Tolak RUU Penyiaran: Makin Dilarang, Makin Berkarya