Memulai Hidup

Oleh: Dahlan Iskan

Memulai Hidup
Dahlan Iskan (Disway). Foto: Ricardo/JPNN.com

Kawasan itu kelihatannya akan terus dikembangkan menjadi galangan besar. Orang setempat mengenal lokasi itu sebagai Pantai Darussalam.

Itu karena pernah ada pesantren Darussalam di dekat situ. Lalu ada masalah keluarga. Tidak berlanjut.

Adun lebih senang diterima di galangan kapal itu. Lebih dekat dengan rumahnya. Kalau harus ke pesantren Al Zaytun perlu perjalanan 2 jam. Rupanya lokasi itu di pertengahan antara Al Zaytun dan rumah Adun.

Begitu banyak kalimat ''penghibur'' bagi orang yang berumur 70-an tahun. Anda bisa lihat di Google. Misalnya: ''menjadi 70 itu hebat'', ''Umur 70 itu luar biasa'', ''Umur 70 itu sama dengan umur 50 yang baru'', ''Begitu umur 70 Anda bisa melakukan apa saja tanpa beban''.

Dan Syekh Panji masih bisa mulai membangun galangan kapal: PT Pelabuhan Samudra Biru. Dari nol. Galangan kapal, saat ini, adalah bisnis yang terlaris: antre untuk bisa membeli kapal baru, sangat panjang.

Tentu banyak pertanyaan bernada curiga: dari mana Syekh Panji, yang ilmu agamanya begitu tinggi, bisa mendapat uang begitu banyak. Bisa membeli tanah 1.200 hektare, membangun pesantren seluas 200 hektare, dengan bangunan-bangunan yang begitu mentereng.

Jarang orang menghargai kerja keras, kesungguhan, dan kegigihan. Pertanyaan yang sama juga menimpa KH Asep Saifudin Chalim, Surabaya. Yang dalam waktu pendek bisa membangun pesantren Amanatul Ummah di Pacet yang begitu besar.

Tanahnya meluas begitu cepat: kini sudah sekitar 100 hektare. Sudah bisa bikin perguruan tinggi, bahkan sudah membuka S-2 dan S-3.

Tentu banyak pertanyaan bernada curiga: dari mana Syekh Panji mendapat uang begitu banyak. Membeli tanah 1.200 hektare, membangun pesantren Al Zaytun.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News