Memulai Hidup

Oleh: Dahlan Iskan

Memulai Hidup
Dahlan Iskan (Disway). Foto: Ricardo/JPNN.com

Orang tidak mau tahu bahwa tiap malam Kiai Asep hanya bisa tidur 2 atau 3 jam.

Al Zaytun kini memiliki sekitar 15.000 santri. Uang sekolahnya USD 3 ribu. Yakni untuk sekolah di Al Zaytun 6 tahun. Sejak tamat SD sampai lulus SMA. Bayar di depan.

Seperti juga Gontor, sistem disiplin santri di Al Zaytun sangat tinggi. Termasuk perlakuan terhadap tamu. Penguasaan bahasa Arab dan Inggris juga dipentingkan. Lulus ujian nasional 100 persen.

"Saya masih ingin santri harus menguasai bahasa Mandarin. Tetapi belum ada guru-gurunya," ujar Syekh Panji. "Saya harus kirim dulu orang-orang untuk belajar di sana (Tiongkok)," katanya.

Kenapa pesantren itu diberi nama Al Zaytun?

"Spontan saja," jawabnya.

Waktu itu, tahun 1993, yayasan yang ia dirikan mengajukan izin mendirikan pesantren. Ketika syekh lagi di Gresik, ziarah ke makam ayahandanya di Dukun, ada telepon dari kantor Kementerian Agama Indramayu.

"Kok di surat permohonan belum mencantumkan nama pesantren," ujar Syekh menirukan telepon yang ia terima. Kebetulan Syech lagi membaca bagian Quran yang disebut surat At-Tin.

Tentu banyak pertanyaan bernada curiga: dari mana Syekh Panji mendapat uang begitu banyak. Membeli tanah 1.200 hektare, membangun pesantren Al Zaytun.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News