Menaikkan Suku Bunga Acuan Membingungkan di Tengah Landainya Inflasi

Menaikkan Suku Bunga Acuan Membingungkan di Tengah Landainya Inflasi
Kurs rupiah terhadap dolar AS. Ilustrasi. Foto: Ricardo/JPNN.com

"Keputusan kenaikan suku bunga juga ditujukan untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah yang diperkirakan masih akan dipengaruhi oleh sentimen arah suku bunga Fed," terangnya.

Menurut dia, kenaikan itu juga akan berpengaruh pada perekonomian domestik. Beberapa sektor yang terpengaruh adalah investasi sektor usaha dan belanja masyarakat.

"Berpotensi berdampak pada perekonomian domestik terutama dari sisi cost of borrowing yang selanjutnya juga mempengaruhi konsumsi masyarakat dan investasi sektor usaha," tambahnya.

Pertumbuhan Kredit

Meski demikian, penyesuaian suku bunga perbankan terutama suku bunga kredit termasuk suku bunga kredit pemilikan rakyat (KPR) diperkirakan akan terdapat jeda.

Pihak perbankan akan mempertimbangkan kondisi likuiditas bank serta risiko kredit perbankan yang bervariasi.

"Namun secara umum, tingkat suku bunga kredit belum menunjukkan peningkatan yang signifikan dan diperkirakan penyesuaian suku bunga kredit perbankan baru akan terindikasi pada Semester I 2023," ungkapya.

Untungnya, kenaikan suku bunga juga diiringi dengan kebijakan makroprudensial. Kebijakan itu berperan untuk mencegah dan mengurangi risiko sistemik, mendorong fungsi intermediasi yang seimbang dan berkualitas.

Langkah Bank Indonesia menaikkan suku bunga acuan sebanyak 50 basis poin ke 5,25 persen dalam rangka menjaga stabilitas rupiah, membuat pasar bingung.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News