Mencairkan Pasang Surut Diplomasi dengan Budaya

Mencairkan Pasang Surut Diplomasi dengan Budaya
DUTA BUDAYA: Gangsadewa dan grup tari Citra Nusantara yang tadi malam manggung lagi di Canberra. Wiwiek S.F. (Deputy Chief of Mission KBRI di Canberra) dan Jordi Paliama. Foto: don kardono/indopos
’’Misi kebudayaan ini bisa memperkuat misi intercultural dial. Ini sangat penting. Melalui seni-budaya, kami berharap bisa mempermudah dialog dengan masyarakat Australia. Saya ingin mereka juga melihat Indonesia dari kekayaan budaya,’’ kata Wiwiek Setyawati Firman, Deputy Chief of Mission, saat menerima rombongan Cultural Roadshow 2010 Across Australia ’’Spirit of Indonesia’’ KBRI di Canberra.

Dia mengakui, masih banyak hal yang harus diselesaikan untuk membangun hubungan diplomatik yang ideal. Banyak sekali persinggungan yang sudah terjadi. ’’Misi budaya ini sangat membantu tugas kami sebagai diplomat, agar semua bisa cair. Seperti diketahui, sampai sekarang kan, pada tingkat people to people contact, hubungan RI-Australia kan belum seperti yang diharapkan,’’ jelas Wiwiek.

 

Pimpinan rombongan Jordi Paliama, yang juga Deputy Director of Promotion for Europe, Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata (Kemenbudpar) RI itu juga membenarkan soal misi itu. Kalau sudah sehati, seirama, satu frekuensi, maka yang sulit-sulit pun akan cair. Ending-nya, setelah hubungan diplomatik bisa berlangsung optimal, maka kunjungan wisatawan dan investasi dari Negeri Kanguru ini juga lebih banyak.

’’Berdasarkan catatan kami dengan Biro Pusat Statistik, bulan Januari-Mei 2010 saja, turis asal Australia sudah 248 ribu lebih. Itu berarti naik 44 persen dari tahun sebelumnya pada capaian bulan yang sama. Kami optimis, target 620 ribu di akhir tahun ini tercapai,’’ kata Jordi.

Pasang surut hubungan diplomatik Indonesia-Australia memang sulit dihindarkan. Politik dalam negeri mereka, persaingan partai Buruh dan partai Liberal,

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News